Kamis, 23 Desember 2010

Makna Hidup ; di Tengah Kesia-siaan

"Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka... segala sesuatu adalah sia-sia...Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali... Angin terus menerus berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. (Amsal 1:2-6).

Di dalam perjalanan waktu... manusia tak henti-henti menciptakan sesuatu. Dalam bidang apapun, mereka tak pernah puas melihat apa yang telah ada. Seolah-olah kreasi dan kreatifitas mereka tak habis-habis dalam mencipta. Manusia yang baik mencipta hal-hal yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia yang jahat mencipta hal-hal yang kelihatannya baik namun jahat, demi keuntungan mereka sendiri. Manusia terbius dalam kesibukan mereka, sehingga tidak ada lagi waktu untuk memperhatikan gerak-gerik alam yang mau berbicara kepada hidup manusia.
Pikiran manusia cerdas senantiasa bergerak mencari ruang lingkup yang belum terselami. Mencari jejak-jejak jalan yang belum ditapaki. Dengan otak yang hebat, mereka menemukan ruang-ruang gelap yang belum diisi oleh pengertian manusia. Mereka mulai mencoba mengisi, menjejali dengan segala pengertian yang telah mereka peroleh dari ruang yang lebih terang. Bangku-bangku kuliah telah merangsang para jenius untuk mengkaji ulang segala sesuatu. Dan menemukan bahwa segala sesuatu tak tentu benar adanya. Lalu mereka mencoba menghasilkan konsep baru dengan daya kreatifitas yang tinggi, dengan harapan memberi terang kepada ruang kosong dan hampa yang mereka temukan.
Mereka senantiasa menemukan ruang kosong. Ruang hampa dengan dinding-dinding yang telah berkarat dan rapuh. Lalu dengan lilin mainan yang mereka miliki, mereka mencoba melihat, seberapa mungkin ruang itu mereka hias menjadi tempat yang mengagumkan.
Inilah hidup orang pandai yang menggali kepandaiannya dalam pikiran yang mereka punya. Dan meletakkan segala konsep yang telah mereka dapat, yang hanyalah perangsang untuk mereka berpikir dengan suatu daya yang lebih besar.
Mereka menghasilkan karya yang besar. Pikiran yang rumit. Ambisi yang besar. Dan menemukan ruang kosong itu terlalu luas untuk mereka isi dengan mahakarya buatan tangan mereka.
Dunia terus berputar, tanpa memperdulikan seberapa hebat manusia mengisi the empty space yang diwarisi tanpa pemberitahuan. Informasi warisan yang berupa ruang kosong, tak perlu mereka ketahui siapa yang memberi, dan apa perlunya ruangan itu berada. Karena dengan daya khayal yang mereka punya, manusia begitu mudah menemukannya.
Angin bertiup dan berputar-putar sekeliling daya khayal manusia, namun manusia hanya tertarik pada apa yang mereka pikirkan, hasilkan, dan temukan.
Si jenius melewati malam tanpa waktu! Si kerdil mengais-ais di malam hari, berharap waktu tak menghampiri dia di dalam mimpi indahnya.
Kepandaian menghisap banyak waktu. Kebodohan ditelan waktu! Orang pandai terus berpikir hari demi hari, malam demi malam, tanpa sadar jenggot telah panjang, dan tulang telah membungkuk. Orang bodoh tak mau berpikir, karena berpikir adalah mahluk ganas yang bisa mematikan kenyamanan mereka. Yang pandai melupakan waktu. Yang bodoh hanya menghitung hari kematiannya. Yang pandai, tidak menghiraukan matahari hendak terbit atau tenggelam. Yang bodoh, terus memperhatikan matahari terbit dan tenggelam, tanpa mengerti makna mengapa matahari harus berkelakuan sebodoh itu terus-menerus.
Matahari marah sampai membara memperhatikan manusia pandai tak memperdulikan dirinya. Bulan menjadi dingin karena terlalu kecewa melihat kedunguan orang-orang bodoh di bawah sana. Bintang pun menjauhkan dirinya dari hadapan si pandai dan si bodoh, karena bintangpun kecewa mengapa mereka diduga berkaki lima, sedangkan kaki mereka lebih bercahaya dibanding pikiran manusia. Namun cahaya-cahaya dari benda-benda langit tak bosan memberitahu manusia, bahwa mereka sedang berkarya. Yang bosan bukanlah benda langit. Tetapi manusialah yang telah menjadi bosan dengan kehadiran mereka yang tanpa makna. "Kalian bertindak seperti itu terus-menerus, apakah yang hebat dari diri kalian?" Manusia menyerukan kebodohan ke angkasa, harap-harap tentara langit boleh terdiam dan mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat.
Matahari terus terbit untuk kemudian terbenam. Bulan terus memaksa diri tersenyum sambil meminjam cahaya raja langit. Namun siapakah yang bersedia memperhatikan mereka, bila nyatanya manusia terus sibuk dengan aktifitasnya.
Lihatlah semua ciptaan di langit... mereka terus-menerus berkelakuan sama. Bukan karena mereka bodoh. Bukan karena mereka tak mampu menghasilkan karya yang baru, hai orang pandai! Mereka terus seperti itu, karena mereka bersedih, mengapa manusia di bumi hidup tanpa makna....! Perputaran yang tanpa henti, mau meneriakkan bahwa hidup yang manusia jalani, sedang berlalu tanpa makna apa-apa! Angkasa raya menjadi saksi terhadap kematian orang-orang pandai di bumi. Yang telah menjalani hidup dengan terus berkarya, namun tak menghasilkan makna apa-apa. HAI MAKNA SEGALA MAKNA... DIMAKAH KAU BERADA? Mengapakah orang-orang pandai tak berhasil menemukan engkau? Mengapa engkau bersembunyi dibalik ruang yang kosong?
Kasihan manusia terus berjuang, terus berpikir, namun hanya menghasilkan gambar coret yang tak jelas maknanya.
Biarlah perputaran yang menjemukan, yang dipagelarkan oleh serdadu angkasa, membuat manusia memikirkan makna hidupnya...! Biarlah angin terus bertiup, dan matahari terus bersinar, biarlah itu terjadi hari ini dan besok, dan lusa, dan kemudian, agar manusia menjadi bosan kepadamu, sehingga kemudian, mereka boleh berhenti sejenak dari aktifitas kosong mereka, dan memikirkan apakah makna dari semua ini? Apakah makna diri mereka? Apakah makna angkasa raya? Apakah makna dari karya mereka? Dan kemana makna hendak menuju? Dan kepada siapakah makna memperhamba dirinya?
"Oh, TUAN dari segala makna. Tampakkanlah DiriMu kepada kami ciptaan, hingga kami boleh mengenalMu, memujiMu, dan melayaniMU, Sang Pemberi Makna Sejati."
Permohonan itu sangat asing di telinga manusia. Sebegitu asingnya, seperti sedang memainkan lagu klasik yang indah, dan menanyakan maknanya pada seekor babon. Kesamaan peristiwa, kesamaan nada, kesamaan tarian dari angkasa raya, sungguh membosankan manusia yang jenius!
Biarlah orang pandai menjadi bosan dengan kepandaiannya. Biarlah orang dungu menjadi gatal kupingnya, ketika mereka terpaksa mendengarkan paduan suara yang sama setiap harinya di sepanjang hidup mereka. Paduan suara dengan nada yang sama, dengan gerakan yang sama, dinyanyikan dengan raut wajah yang sama, untuk mengatakan hal yang sama, bahwa hidup manusia tak bermakna tanpa MAKNA YANG SEJATI!
Makna yang sejati hanya datang dari Sorga...! Makna yang sejati tak bisa kau temukan dalam dirimu! Kecuali MAKNA itu telah meresapi sumsung tulangmu. Baru manusia bisa berbica kepadaNya, bertanya kepadaNya, memohon kepadaNya, tentang apakah Kehendak berdiamnya MAKNA itu di dalam dirimu. Kemurnian datangnya dari atas. Kesucian diarak-arak dari bukit yang tinggi. Anugerah mengalir dari ketinggian Sorga. Untuk menyatakan fananya, rendahnya, kasihannya, ciptaan yang berada di bawah sini. Jangan paksa anugerah untuk turun mendefinisikan makna yang ia miliki kepada manusia. Jangan berteriak-teriak meminta hujan sejuk untuk membasahi hati manusia yang haus. Jikalau memang manusia belum sungguh-sungguh merindukan makna yang sejati.
Biarlah rutinitas hidup membuat manusia bosan! Ini sungguh kalimat yang keras dan kasar. Namun biarlah itu terjadi. Agar manusia merindukan Penciptanya...! Agar manusia memohon kepada Penciptanya. Untuk memenuhi ruang hati yang kosong, yang sudah lama tidak diisi. Berharaplah agar Kuasa itu datang. Mintalah Penciptamu hadir... hadir di ruang kosong hatimu. Agar kepandaianmu tidak sia-sia. Agar kebodohanmu tak menyeretmu ke neraka. Agar langkah-langkah yang manusia buat tak salah. Agar lilin mainan itu boleh diganti, dengan lilin terang yang baru. Lilin yang bernyala begitu terangnya. Sampai segala sifat di hatimu boleh ditemui oleh terang itu, tanpa perlu menjadi malu, tanpa perlu menyembunyikan diri. Biarlah cahaya yang baru, menembusi bayang-bayang kesemuan dari perputaran yang membosankan. Yang baru akan menyingkirkan yang lama. Demikianlah kebosanan akan disingkirkan dengan kebaruan. Namun sebelum manusia boleh mencicipi segala yang baru. Mereka harus ditenggelamkan ke dalam kesemuan yang fana. Kesemuan tanpa makna, yang akan membuat mereka berteriak, memanggil Cahaya Baru itu, untuk datang, membawa mereka menuju MAKNA YANG SEJATI. KRISTUS ! makna sejati yang Asli.

Sabtu, 18 Desember 2010

Tuhan Mencipta Dosa?

Semakin seorang mengenal Sang Pencipta, bukankah seharusnya orang tersebut semakin mencintai Tuhan. Semakin seorang mencintai Tuhan,, bukankah orang itu akan semakin hormat dan menghargai Tuhan? Semakin hormat seorang pada Tuhan, bukankah itu membuat orang tersebut akan semakin takut kepadaNya?
Yang mengaku diri mencintai Tuhan, mengenal Tuhan, menghargai Tuhan, bagaimana bisa mempradugai Tuhan? Adakah keburukan dalam diri Tuhan Allah? Adakah niat jahat dalam diri Allah? Adakah Allah bertindak kurang pantas kepada ciptaanNya? Bilapun manusia menjawab, bahwa Allah telah bertindak kurang pantas terhadap manusia. Apakah hak manusia berkata demikian? Bila manusia terlalu berani menghina Allah, mempradugai Allah, mengkritik Allah, menyalahkan Allah, siapakah yang rugi? Adakah Allah rugi karena Ia disalah mengerti?
Manusia dicipta dengan rasio yang tinggi. Namun rasio tersebut belum tentu melayani Tuhan. Rasio bisa melayani diri sendiri, melayani setan, dan melayani segala hal yang menjadi saingan dari Tuhan Allah. Rasio sudah gelap adanya. Mengapa manusia masih percaya bahwa rasio independent adanya? Yang berkata bahwa manusia masih memiliki rasio yang murni dan bersih tidak layak disebut Kristen Reformed! Reformed selalu mau kembali kepada Firman Tuhan. Dunia boleh berkata apa.. Rasio boleh membuktikan apa... Namun di luar Firman Tuhan, segalanya gelap adanya!
Jikalau semua orang Kristen setuju bahwa kita semua membutuhkan Kristus sebagai Juruslamat. Maka sejauh mana kita membutuhkan Dia? Jikalau Ia adalah penebus dosa manusia, maka sejauh mana efek penebusan yang Ia telah lakukan? Dosa bukanlah pasif. Dosa bukanlah tanpa kuasa. Dosa bukanlah ranting yang tak bercabang. Dosa bukanlah akar yang mati! Dosa selalu merambah mencari daerah kekuasaan yang baru. Dosa begitu liar, begitu aktif, begitu menjalar. Dosa begitu sengit ingin mencengkram setiap jiwa manusia. Dan setelah dosa mendapatkan satu jiwa, ia akan merambah dan meresapi semua aspek dalam diri manusia. Semua aspek tanpa terkecuali. Dengan suatu daya resap yang luar biasa hebatnya. dengan daya tipuan yang begitu halus, lembut, namun menikam tanpa bisa dilepaskan dengan mudah.
Begitu dasyatnya kuasa yang dimiliki oleh dosa. Sampai banyak orang menganggapnya memiliki suatu pribadi yang hidup! Dosa yang mengerikan itu, telah dikatakan berpribadi, dimana keberadaannya adalah untuk menjadi tandingan dari keberadaan kebenaran yang sejati.  Dosa memang berkuasa, namun bukanlah berarti dosa memang berpribadi. Dosa tidaklah berpribadi. Dosa adalah suatu keadaan tanpa keadaan. Suatu eksistansi tanpa eksistansi. Dosa tidak pernah berdiri sendiri. Dosa tidak pernah perlu dicipta, sehingga ia bisa hidup mandiri, dan berkuasa dengan suatu kehendak dari suatu oknum. Dosa adalah dosa. Ia menjadi dosa ketika ia terhilang dari suatu keberadaan yang asali. Keberadaan itu yang dinamakan KEBENARAN, KEKUDUSAN, KEMURNIAN, KESEMPURNAAN. Dosa adalah hilangnya segala sesuatu di atas. Dosa adalah hilangnya kemurnian, kekudusan, kebenaran, kesucian. Maka dosa adalah keberadaan tanpa keberadaan. Inilah sifat paradox dosa. Ia ada, namun tidak ada. Apanya yang tidak ada? Segala hal yang ada dalam diri Allah, itulah yang tidak ada! Bayangkanlah akan adanya seorang manusia yang memiliki seluruh sifat Illahi. Ia betul-betul mirip Allah. Namun Ia adalah manusia. Namun bagaimana mungkin, bila pada nyatanya seluruh kebenaran, kuasa, kasih, kesucian, keadilan, kemuliaan ada pada diri nya dalam suatu derajat yang sempurna? Siapakah orang tersebut? Ia adalah satu-satunya Allah sejati yang menjelma menjadi manusia Yesus Kristus. Siapakah yang berani mengatakannya berdosa? Siapakah yang bisa dan mampu menemukan kesalahannya? Bila seorang ingin menyatakan Kristus berdosa, orang tersebut tidak perlu menjadi Kristen. Silahkan beriman pada Allah yang lain! Barangkali allah yang lain bisa menolongmu.
Namun sangat disayangkan... Allah hanya satu! Dan Allah yang hanya satu itu, hanya berkenan ditemui, dihampiri, dan ditemukan melalui pribadi Yesus Kristus! Sehingga, engkau yang menolak Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, akan lebih baik bagimu bila engkau menolak semua tuhan. Maka jadilah dirimu orang yang tak bertuhan. Dan orang yang takbertuhan, tak pernah perlu berbuat apapun yang baik. Segala yang jahat, yang buruk, yang kejam boleh engkau lakukan. Namun ingat, segala hal yang jahat itu, bukan hanya berakhir pada diri orang lain. Namun harus berakhir pada dirimu sendiri dengan suatu cara. Yaitu hanya satu, dengan membunuh diri.
Mengapakah kalimat ini terasa kasar? Karena memang begitu adanya. Manusia yang hidup tanpa Allah, mereka akan membenci semua makhluk. Mereka ingin membunuh semua manunsia. KJarena mereka benci terhadap semua orang. Namun setelah membunuh banyak orang. orang tersebut akan mulai bosan. Dan merasa takbermakna sedalam dalamnya. Sampai suatu titik ia tidak bisa tahan, lalu memilih membunuh diri sendiri.
Inilah manusia yang membenci Tuhan. Inilah manusia yang selalu ingin mempersalahkan Tuhan. Inilah manusia yang selalu ingin mempradugai Tuhan Allah.
Allah menciptakan segala makhluk baik adanya. Ia tidaklah mencipta sembarangan dengan maksud jahat. Ia tidak mencipta manusia, lalu memberi chip di kepala mereka agar suatu saat nanti boleh berdosa. Ia tidak menghendaki dosa. Ia bukan pencipta dosa! Ia mencipta dengan segala maksud yang sempurna. Maksud yang sempurna itulah yang membutNya mencipta manusia dengan segala kebaikan.
Manusia dicipta baik adanya. Namun baik berbeda dengan sempurna! Baik itu belum sempurna. Dan baik itu harus dijadikan sempurna. Agar yang baik boleh sempurna maka harus disempurnakan oleh pribadi yang sempurna saja. Yang sempurna hanya satu, yaitu Allah. Dengan demikian manusia dicipta dengan suatu status yang harus bergantung MUTLAK kepada Allah yang sempurna itu. Ketika ciptaan yang baik tidak mau bergantung pada Allah yang sempurna, siapakah yang bersalah? Allah kah? Sungguh kurang ajar manusia yang berkata demikian. Yang memilih semau maunya siapa? Tentu manusia yang kurang ajar. Mereka tidak mau cinta Tuhan. Mereka tidak mau bergantung pada Nya. Sekarang setelah semua rusak, semua kacau, semua berbau dosa, manusia mencari kambing hitam, dan menemukan hanya Allah yang bisa dipersalahkan? Sungguh naif dan bodohnya sikap seperti itu.
Allah terlalu sabar. Allah Kristen memmang panjang sabar. Ia tidak segera menghabisi manusia yang berani bersikap seperti itu. Puji Tuhan. Jikalau Allah kita adalah Allah yang kurang sabar, barangkalai sudah ribuan tahun yang lalu bumi ini gosong. Sudah dari dulu semua manusia akan binasa kekal. Maka janganlah semaunya menghina Tuhan. Jangan seenaknya mempersalahkan Tuhan.
Mengatakan Tuhan adalah pencipta Dosa, adalah suatu sikap hati yang penuh tuduhan terhadap Allah. Seolah-olah Allah itu jahat. Ia tidak puas ciptaanNya hidup damai sejahtera. Ia baru puas setelah ciptaanNya rusak, menangis, terjatuh-jatuh, kemudian mati binasa. Sunggguh tidak demikian. Allah itu kasih. Ia mengasihi ciptaaanNya. Bahkan disaat manusia telah memilih jalan hidup yang salah, Ia mengampuni dan menghendaki mereka berbalik dari kejahatan. Ia menghendaki damai sejahtera berada ditengah-tengah ciptaanNya, terkhusus kaum pilihan. Ia mengirim Damai itu turun dari Sorga. Untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Inilah natal yang sejati. Damai itu turun dari Sorga. Dan Damai itu adalah Raja Salem. Raja satu-satunya yang bisa dan boleh memperdamaikan orang berdosa dengan Allah yang sejati. Hanya Kristus yang sanggup memperdamaikan. Ia adalah Allah yang menggunakan tubuh manusia, untuk boleh dibunuh, demi menghapus dosa manusia. Dosa itu terhapus. Kuasa dosa itu dikalahkan. Maut itu ditelan oleh kuasa yang lebih besar. Semuanya boleh terjadi dengan kuasa Kristus yang bangkit dari kematian, membuktikan dosa, maut, dan kuasa neraka tak mampu mengalahkanNya. Soli Deo Gloria.

Minggu, 12 Desember 2010

poor is not the root of all evil

In his book Rich Dad Poor Dad, Kiyosaki was so encouraging readers to choose to learn in a rich dad than learning in a poor father. My poor dad said: love of money is the root of all evil. However, rich dad said, less money is the root of all evil. Which is correct? Kiyosaki clearly defends dad poor dad rich and insulting.
Actually the term rich dad poor dad is just a
symbol of the two masters of human life. Master is one that loves money and the other host so in love with hard work. So in fact these two masters never got along. They struggle to compete for positions in the human heart. Unconsciously Kiyosaki is not only captured his heart by a master, but with a very open and happy when his heart is filled by the interests of the host. Kiyosaki infatuated with the teachings of the rich dad. Before he defended desperately theory rich dad, he had first heard and learned from my poor dad.And when he heard the theory poor dad, Kiyosaki was hate and anger to him for being incompatible with the intent Kiyosaki liver. So, he's heard the theory that one, then became dissatisfied, and then heard a more lucrative offer from a rich dad.
A sensitive enough will soon know who the poor father intended symbol. Symbols are the characters who owned the God of Christianity. So very sad when Christians read this book and glorifying the theory Kiyosaki. They were glorifying the theory Kiyosaki, has not actually learn anything about the Christian faith.
The Bible says, "The root of all evil is the love of money (1 Timothy 6:10)." This poor dad Kiyosaki, who should be wealthy father of the faithful. So, we dare to conclude, that to write the book Rich Dad Poor Dad, Kiyosaki first read the Bible the Word of truth, and because he did not agree and hate it, he made to fight and eliminate the theory that truth. Since he used to be opponents of the truth. And now want to invite as many people as possible to also become opponents of the truth. If you can not just be an opponent of truth but also the perpetrator and the atheist.
The Bible is full of opposing the concept of two fathers or two masters in the opposite, namely mammon and God himself. Mammon means money. Jesus said, "No one can serve two masters. Because if so, he will hate the one and love the other, or he will be devoted to one and ignores the others. You can not serve God and mammon. ( Matthew 6:24). " Kiyosaki position became clear, he can not love God and love of money, he must choose one, and that he chose is money.
When Jesus Christ is about to begin His ministry, He was tempted by the devil 3 times.And on the third temptation the devil brings up the mountain He was high and showed Him all the kingdoms of the world and the glory. And ask Him for He is worshiping the devil. When Jesus Christ worship the devil once, the devil promised all these things will be given to Him. But he strongly rejected.
Satan from the beginning want to shake the identity of Jesus. Jesus called the Son of God would be doubting his own identity by the devil. Satan asks: is it true you are the Son of God or not, because maybe the Son of God who is Heir of all that exists, can be needy like this? How could the Son of God appear as poor as this? Had in mind is the devil when he was the Son of God, He should show a rich and full an sparkling. But it's not. Then the devil question Jesus. Is it true that He is the Son of God, even if true Jesus is the Son of God, His Father must have been very bad. Because the Father let His Son into poverty. Or perhaps your father is the Father of the poor, because they can not make you rich? This is what Satan is questionable.
And with very precise Kiyosaki states his approval with the devil theory. Namely that only the rich father who can make us rich. My poor dad just inconvenient and makes us just the poor. Then he would throw the poor father who impoverish him. But unfortunately it is not the dad rich dad who was really good. Rich dad was only seem to be good, but incredible evil. Rich dad offers all the wealth and splendor, but asks us to submit to worship him. He is a snobby rich dad. Why is snobby? Because of honor at all he never had. Now he and his theory would offer a fortune to humans as long as he himself is worshiped. Even if people feel free to worship him, he would be willing if people worship money. Because her father is rich, and worship worship money are two things the same and not different. Rich dad, the Devil and his theory, have the means to become rich.And when people want to be rich, would not want humans to worship him and his theory.This is a very sly sense of rich dad. Meanwhile, poor father, that our Father in Heaven wants us to live simply and be able to endure hardships. Our Father wants us to live with exhaust tired and sweaty. Because life is a pleasant exhaust tired His heart. And he has all the blessings that are good for His children. In fact wealth is a form of rich dad poor dad loan. Because the devil is never to be absolute owner of the world and creation, but he dared to say that the world and the glory is his. Really this is very embarrassing. But he was willing to do it, for its own sake is worshiped by those who want to become rich.If we learn the concept of life Kiyosaki, we will know that he's not just people who want to become rich, but also want to get rich the easy way is to make money work for him.These are two concepts of life are so mean. First he wanted to be rich, both he lazy to work. So Kiyosaki think how people can become rich without much work. He is truly the lazy, greedy people. Then want to invite all people to be like him. If he is rich but a little work, we should ask: then who is working? The answer is that stupid people who want to work tired exhaust that can be exploited by those who do not work. If everyone lived with a spirit like this, our world will become a world completely destroyed. Because all be lazy to work but want to cash a lot. And finally man must choose to gamble.
But our Father who seems poor, do not want the damage occurred among creations. He wants us to work honestly, with all your heart, willingly, to work hard like to Him alone. So all our efforts in the world would he enjoy.
Thus becomes a very evil person is actually easy. He just needs to learn a little truth of the Word in the Bible, then do all the opposite of that stated. Includes everything to do with money.

Ringkasan Khotbah Pdt. Stephen Tong

Ringkasan Khotbah Stephen Tong

10 Perintah Allah (ke 10)
Keluaran 20: 1-4
“Lalu Allah mengucapkan segala Firman ini… Jangan ada Allah lain di hadapanmu…. Jangan sujud menyembah kepadanya… Sebab Aku adalah Allah yang cemburu…”
            Apa artinya tiga empat generasi dikutuk? Paulus berkata agar kita mengerti firman. Manusia dicelikkan untuk bias melihat Firman yang bukan harfiah. Empat generasi dikutuk bias dikutuk karena kesalahan ayahnya. Manusia menerima kekosongan yang diturunkan oleh nenek moyang. Namun yang mencintai Tuhan akan diberkati seribu generasi. Apakah demikian? Dimanakah keadilan Allah bila demikian. Pengertian ini harus dimengerti sebagai dinamika Firman Tuhan.
            Arti seribu generasi bukanlah otomatis generasi itu diberkati. Artinya adalah anak akan mengikuti teladan ayah untuk mencintai Tuhan. Manusia ingin anugerah yang gratis. Namun anugerah haruslah bayar yaitu dengan cara tidak menolak. Tindakan ini adalah tindakan pasif yang berupa tindakan tidak menolak. Kepasifan ini aktif. Karena pasif yang seperti ini memberikan keaktivan bagi Tuhan. Orang yang mencintai Tuhan, anaknya akan juga meneladani mencintai Tuhan. Anak-anak akan terpengaruh oleh ayahnya yang hidupnya beres. Hadson Taylor dipanggil ke Tiongkok mengabarkan Injil dengan penduduk yang terbanyak berkata, “ jikalau aku mempunyai 100 poundsterling aku akan memberikannya semua ke Thiongkok.” Jikalau saudara benar-benar mencintai Tuhan, apakah anakmu akan diberkati secara otomatis? Tidak! Mereka akan diberkati karena pengaruh ibadahnmu. Kejujuran yang menyentuh hati generasi ke dua dan ketiga, mereka akan terberkati, namun bukanlah otomatis. Teladan itulah yang memberikan berkat. Teladan orangtua adalah pendidikan yang terpenting bagi anak-anak. Saya bersyukur anak-anak saya berjalan di jalan yang benar. Saya mengajak anak-anak berdoa. Mereka mengakhiri dengan kalimat, “setelah dewasa saya mau dipakai Tuhan.” Hal ini ditanam ke dalam hati mereka. Bagaimana dengan engkau?
            Mengapa anakmu tidak beres? Karena engkau tidak memakai hakmu dalam teladan dan dengan berwibawa mendidik mereka. Mengapakah ayat ini berbicara tentang keturunan? 100 generasi adalah berbicara tentang hidup yang kekal. 100 generasi tidaklah pernah terjadi. 40.000 tahun baru 1000 generasi. 1 generasi adalah 40 tahun. Maka ayat ini tidaklah bias dijelaskan secara harafiah.
            “Jangan memahat patung dan jangan menyembah kepadanya.” Ini bukan berarti orang Kristen tidak boleh melukis dan memahat. Karena ayat ini tidaklah bias dimengerti secara harafiah. Ayat ini bicara mengenai jangan menyembah! Kalau menggambar sesuatu adalah tidak boleh. Lalu mengapa Musa disuruh menggambar Kerubim oleh Allah? Menghasilkan image itu boleh. Namun janganlah menyembah.
            Setan suka merebut hak Allah untuk disembah oleh manusia. Ketika manusia menyembah patung, tanpa disadari setan langsung senang disembah. Karena ia langsung menikmati.
            Manusia ingin menjadi lebih besar, mereka harus belajar untuk melayani dahulu. Manusia berambisi tidaklah salah. Motivasimu itu yang jangan salah. Itu sebab membuat patung untuk menikmati kesenian tidaklah salah. Namun ketika menjadikannya objek penyembahan, itu salah. Karena setan selalu ingin menjadi objek penyembahan manusia.
            Penghargaan dari manusia akan secara natural diberikan oleh manusia kepada orang yang layak. Orang yang dihormati adalah orang yang sebenarnya tidak ingin dihormati. Penghargaan akan diberikan kepada mereka yang menghargai seseorang. Menghargai dan menyembah adalah hal yang berbeda. Penyembahan hanyalah kepada Allah. Allah harus mencampakkan setan. Karena ia menantang hak Tuhan Allah.
            Kalau Allah bisa memakai orang tuli seperti Beethoven untuk menghasilkan karya yang besar, itu karena Allah adalah Allah. Allah adalah maha kuasa. Justru ketika Allah memakai orang tuli untuk menulis musik yang terbaik. Kemahakuasaan Allah yang tidak terbatas ditunjukkan ketika Ia membangkitkan orang yatim piatu unutuk duduk di atas tahta. Ini adalah kemahakuasaan Allah yang sejati.
            Pemberontak selalu berjiwa pemimpin. Karena ia mau menjadi pemimpin yang baru, maka ia memberontak terhadap pemimpin yang lama. Inilah setan. Ia mau menjadi pemimpin menggantikan pemimpin yang asli. Ia adalah satu penghulu yang tidak mau menyembah Kristus. Ia mau menyembah Allah, namun tidak mau menyembah Kristus. Ia tidak mau menerima bahwa Kristus bersifat Illahi. Orang percaya harus percaya bahwa Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Bila tidak, ia bukanlah Kristen yang sejati.
            C.S Lewis (pencipta Narnia) berkata: jika Kristus bukanlah Allah, maka siapakah Dia? Saat manusia tidak percaya bahwa Kristus adalah Allah, maka mereka akan hanya menganggap Kristus adalah manusia. Ketika setan menantang Allah, ia akan menjadi penantang selamanya. Setan telah diturunkan. Dan ketika Kristus menjadi manusia, adalah saat bagi setan untuk membalas Dia. Setan menyuruh Kristus untuk menyembah dia. Setan bangga dirinya setan, ia adalah penghulu malaikat, namun pemimpin kuasa kegelapan. Setan tidak akan menyembah Kristus. Karena Kristus saat itu dating ke dunia dalam rupa daging yang sebenarnya lebih rendah dari malaikat.
            Allah menginginkan manusia tidak menyembah apapun yang dicipta oleh Allah. Ia ingin manusia hanya menyembah Allah saja. Manusia mempunya hak untuk menyembah. Namun ketika manusia salah objek dalam menyembah, ia telah menghujat dirinya sendiri. Penyembahan adalah hak yang tinggi yang dimiliki oleh manusia. Bila manusia salah menyembah, ia sebenarnya telah menghujat dan merendahkan dirinya sendiri.
            Mencipta memerlukan seni. Seni memerlukan perasaan yang sangat halus sekali. Indonesia harusnya lebih menghargai seni. Indonesia banyak potensi, tapi perlu dihaluskan. Karena potensi di Indonesia masih kasar. Belum dilatih. Seni adalah sesuatu yang mahal. Sesuatu yang begitu bernilai. Orang-orang yang membuat seni di dalam bait Allah pun dipenuhi oleh Roh Kudus.
            Seniman bekerja kadang lambat kadang cepat. Itu karena dia seniman. Tukang bekerja terus. Seniman bekerja secara aneh. Itulah seniman. Karena seorang seniman tidak bisa berkarya tanpa inspirasi. Seniman bekerja kadang tidak perlu makan. Karena ia sedang berkarya menikmati dalam menciptakan karyanya. Mereka bisa lupa makan, lupa kencing, lupa tidur. Itulah inspirasi.
            Lukisan Kristus yang sekarang terlihat, hanyalah membuktikan bahwa Kristus pernah memakai rupa dan wajah manusia.
            Allah tidaklah melarang bakat seni. Tidak ada sesuatu yang baik yang diciptakan oleh setan. Semua bakat, talenta, bahagia, dan potensi adalah dari Tuhan. Di hadapan Tuhan manusia hanyalah mahkluk yang telanjang saja. Seorang seniman tidak akan mengeksplor sex. Mereka hanyalah mengutarakan moral dalam poster tubuh. Lukisan yang tinggi terkadang memberikan kelegaan bagi jiwa.
            Sekali lagi, yang disebut jangan membuat patung, bukanlah larangan terhadap seni. Namun larangan terhadap objek penyembahan. Objek penyembahan bisa berupa anakmu, istrimu, suamimu, hobimu, pekerjaanmu. Berhala tidak tentu berupa pahatan. Manusia sangat mungkin menyembah seorang perempuan, uang, hobi, dsb. Manusia sering mencintai hal-hal di luar Tuhan, dari pada Tuhan nya sendiri. Kiranya kita semua belajar mencintai Tuhan. Amin.

(Ringkasan ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah)

Jumat, 10 Desember 2010

Neraka Terpaksa Ditutup; Dongeng Nenek Tua

Allah Kristen adalah Allah yang kasih adanya. Allah yang menebus dosa umat manusia. Allah yang sejak kekekalan memilih umat tebusanNya. Allah Kristen telah menjelma menjadi manusia, rela dipaku di atas kayu salib demi menebus setiap kesalahan umatNya. Allah yang terlalu baik hati ini, dicela oleh mereka yang mengatakan bahwa NERAKA TERPAKSA DITUTUP!
Drama yang menyayat hati telah dipentaskan oleh Pencipta yang intelektual. Dihina oleh seorang pemikir bebas yang sedari dulunya menganggap Allah adalah KASIH.
Konsep yang benar dalam kalimat yang benar, menjadi pengertian yang salah dalam angan-angan seorang pemimpi.
Allah adalah Kasih. Dan Allah yang demikian menuntut manusia untuk saling mengasihi. Bahkan di titik puncak, Allah Kristen menuntut untuk mendoakan mereka yang menjadi musuh umat manusia. Hal ini tak terbayangkan mustahilnya. Bagaimana seorang Kristen harus mendoakan orang-orang yang paling jahat, orang-orang yang paling merugikan mereka. Orang-orang yang bahkan Kristus sendiri mungkin tidak mendoakan mereka. Karena Kristus pernah berkata, "Aku tidak berdoa bagi dunia, tapi bagi mereka yang ENGKAU pilih." Namun, sungguh membingungkan dan mengesalkan hati, karena disaat yang lain ketika Kristus tergantung di kayu salib Ia berkata, "Bapa! ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Kristus tidak berdoa bagi manusia yang bukan milikNya, namun Ia berdoa bagi orang berdosa! Sungguh mengherankan! Kalimat 'ampunilah mereka' adalah kalimat yang ditujukan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyaliban Kristus. Lalu bila Kristus, Sang Anak yang dikasihi itu telah berdoa. Siapakah yang berani menolak. Bersediakah Bapa menolak permintaan Kristus yang penuh Kasih itu? Permintaan yang dikumandangkan ditengah penderitaan yang taktertahankan. Perderitaan yang dasyat dimana penderitaan neraka sendiri telah mengangakan mulutnya untuk menyantap Sang Penebus ini.
Kristus tidak pernah berkunjung ke neraka. Kristus tidak pernah bertamasya di neraka. Namun Ia sudah pernah merasakan siksaan dan penderitaan neraka! Bagaimana bisa? Bisa!
Dimanakah neraka Kristus? Bagaimanakah "panasnya" neraka Kristus? Neraka yang Tuhan kita kunjungi adalah neraka perpisahan relasi! Sungguh kedengaran sepele. Namun tidaklah demikian.
Neraka perpisahan relasi Kristus, bukanlah perpisahanNya dengan manusia, bukanlah perpisahanNya dengan bala tentara sorga. Namun adalah perpisahanNya dengan Sang Bapa! Bapa, oknum Tritunggal yang selalu bersamaNya, telah memalingkan muka terhadap penderitaan AnakNya. Bapa yang tidak berkenan ditemui oleh AnakNya yang sangat membutuhkan dan merindukanNya. Allah adalah Kasih. Berarti Kristus adalah Kasih. Jika Kristus adalah Kasih, maka Kasih akan hancur ketika Kasih itu diperhadapkan dengan kekecewaan. Sungguh pahit bila kita mencintai seorang kekasih dengan sungguh-sungguh, kemudian dengan tanpa alasan ia meninggalkan kita.
Saya percaya penderitaan Kristus menjadi siksaan bagi diriNya bukan hanya dalam pengertian fisik. Namun dalam pengertian perpisahan relasiNya dengan Sang Bapa. Ini bukanlah perpisahan biasa. Ini perpisahan yang disebabkan MURKA YANG MENYALA! Seperti ketika seorang anak yang begitu disayang ayahnya, tiba-tiba dimarahi habis-habisan dan diusir dari rumah selama-lamanya, hanya karena kesalahan adiknya yang ternyata belum mandi sampai malam. Sang adik sendiri telah diperintahkan ayah untuk mandi. Namun ia tidak mandi sampai malam. Kemudian ayah marah luar biasa. Yang dimarahi bukan adik. Tetapi kakak, yang tidak tahu-menau tentang kesalahan adiknya. Bukankah ini seperti tidak adil? Bukankah menyakitkan bila saudara yang menjadi seorang kakak ketika itu? Bukankah kita semua akan protes? Inilah gambaran siksaan relasi Kristus dengan BapaNya.
Kristus menderita di semua aspek. Dan di setiap aspeknya memiliki tendensi yang begitu mendalam.
Ia menderita.... penuh dengan penderitaan. Dan dibawa oleh penderitaan menuju pintu kematian. Kematian menelan Dia. Dan memuaskan nafsu bengisnya dengan tanpa ampun. Kuasa neraka bersorak-sorak dalam kematian Kristus. Kemenangan yang hanya sesaat namun telah berefek fatal pada diri Kristus.
Kristus telah memilih untuk menderita sampai mati. Hanya untuk membebaskan umat tebusanNya dari api neraka. Lalu manusia berpikir bahwa neraka akan ditutup karena Allah Kasih adanya. Sungguh menyedihkan kematian Kristus. Karena toh, semua orang akan memperoleh tiket ke Sorga! Yang tidak mau ke sorga pun, dipaksa oleh Kristus untuk membawa tiket masuk. Lalu Kristus menjadi sedih ketika mereka menolak dan membuang tiket yang diberikan.. Sungguh kasihan allah yang seperti ini!
Kristus tidaklah lembek! Kristus tidaklah empuk! Kristus menyelamatkan siapa yang telah Allah Bapa pilih. Dan Kristus mengunci pintu neraka, setelah para pemberontak berbaris memasuki gernbang neraka bersama para penghulu kegelapan!
Masakan neraka harus ditutup dengan tidak berpenghuni? Masakan neraka bangkrut, karena sahamnya ambruk? Neraka tidak pernah rugi. Omzet neraka selalu naik. Karena manusia senang berdosa dan senang menolak Kristus.
Maka neraka memang akan ditutup! Namun bukan tanpa penghuni, tetapi ditutup dengan suara teriakan dan lengkingan dari para pemberontak yang meraung dengan histeris. Inilah akhir dari neraka.
Neraka yang berakhir terkunci. Tanpa ada jalan keluar.
Maka nenek tua yang bermimpi bahwa neraka akan ditiadakan harus kecewa. Karena ia terlalu tua untuk bermimpi!

Sabtu, 04 Desember 2010

Sorga; Pertemuan eksistansial

Ketika kita membicarakan mengenai Sorga, kita langsung otomatis membayangkan sorga sebagai suatu tempat (place). Tempat dimana kita bisa dan menemukan segala hal yang paling kita sukai dan cintai. Tempat dimana semua benda indah, bermutu, mahal, dan mulia bisa kita sentuh, lihat, dan miliki. Tempat dimana semua hobi yang kita sukai dapat kita kerjakan sepuas hati kita. Sorga semacam ini bukanlah sorga. Sorga semacam ini hanyalah taman bermain, dimana kita bisa menikmati segala hal yang menyenangkan hati saja.
Sorga tidak boleh hanya dibayangkan sebagai sebuah tempat! Ketika manusia membayangkan dan menginginkan sorga sebagai suatu tempat yang indah, tanpa sadar manusia telah membuang semua relasi yang indah. Sorga bukan hanya sebuah tempat impian. Sorga adalah pertemuan dari eksistansi yang mulia. Suatu pertemuan antar pribadi yang berelasi secara kekal. Maka sorga adalah kondisi eksistansial antara Pencipta dan ciptaan.
Jika sorga hanya dibayangkan sebagai suatu tempat. Maka sorga yang seperti ini adalah sorga yang dihuni oleh makhluk-mahkluk yang egois! Kenapa egois? Karena mahkluk tersebut tidak mau kesenangannya diganggu oleh mahkluk lain. Ketika si A sedang menikmati "sorga"nya, dia tidak rela kenikmatannya dihentikan oleh si B dan C. Maka kedatangan si B dan si C hanyalah suatu tragedi memuakkan bagi Si A yang sedang menikmati sorga. Sorga dalam konsep kesenangan hanyalah sorga yang penuh dengan keegoisan dan permusuhan! Ini bukan sorga! Ini adalah neraka yang secara tidak sadar dibangun oleh pikiran manusia yang dicemari oleh konsep dosa.
Jika sorga hanyalah sebuah taman bermain, dimana penghuninya adalah mahkluk yang kekal dengan tingkat pemuasan yang takterbatas, niscaya sorga menjadi taman permusuhan dimana penghuninya tidak akan pernah puas berada di sana.
Sorga bukanlah suatu tempat saja. Sorga adalah "pertemuanku dengan Pencipta-ku." Kita tidak mau hidup seorang diri. Tidak ada manusia yang hidup tanpa relasi. Manusia bisa hidup tanpa uang dikantong. Manusia masih bisa hidup tanpa rumah beratap. Tapi manusia akan memilih mati, jika harus menjalani hidup tanpa relasi!
Manusia boleh menjadi kaya, berkuasa, beristri banyak. Tapi bila tidak ada satupun yang mencintai dia dan mengerti dia, hatinya akan terasa kosong dan hampa. Inilah manusia. Ia tidak bisa hidup tanpa relasi. Relasi yang paling indah yang pernah manusia bangun di bumi hanyalah bayangan saja. Suatu bayangan tidak perbah seindah benda aslinya. Barang tiruan lebih indah dari bayangan. Bayangan itu tidak jelas, gelap, takberwarna, dan hampa. Namun benda aslinya begitu mulia dan indah. Yang asli bukan di sini. Keindahan relasi yang asli sulit terwujud di bumi (bukan berarti tak perlu diwujudkan). Keindahan relasi yang asli akan manusia temukan di Sorga.
Sorga, dimana aku menemukan Kasihku yang sejati. Dimana aku tidak akan tertolak. Dimana aku tidak akan membenci, Dimana aku menikmati menjadi pribadi yang mengasihi dan dikasihi. Dimana semua kecintaanku terhadap Allah dipuaskan dan disegarkan berulang-ulang.
Hidup di sorga adalah kebahagiaan tertinggi yang manusia bisa alami. Kesenangan yang paling ultimat dalam lingkaran kekudusan. Manusia ingin bahagia. Manusia mengejar kesenangan. Tidak ada manusia yang mencintai penderitaan, kesakitan, dan kesengsaraan. Semua manusia mengejar kesenangan dan kebahagiaan. Hanya saja objek kesenangan mereka berbeda. Objek kebahagiaan mereka berbeda. Ada yang kebahagiaannya memiliki banyak harta. Ada yang bahagia bila memiliki suami yang mengerti dan mencintai dia. Ada yang bahagia bila ia memiliki banyak anak. Ada yang bahagia bila ia telah menjalani hidup yang berarti. Semuanya menginginkan kebahagiaan. Walaupun ada yang kebahagiaannya takpernah ia capai, alami dan rasakan. Ada yang hanya mengalami sebentar, lalu hilang. Ada yang menikmati seterusnya, dan menginginkannya selalu.
Kebahagiaan, menjadi kuasa pendorong bagi manusia untuk bertahan hidup. Sayangnya, kebahagiaan sering semu. Sayangnya kebahagiaan itu sering berbayang-bayang. Makin kukejar, makin hilanglah ia. Makin kuhindari, kebahagiaan datang.
Kebahagiaan memiliki sifat yang terbalik. Makin kukejar, makin hilang. Tidak kukejar, aku mendapatkan. Inilah kebahagian yang lebih sejati yang manusia bisa alami. Kebahagiaan yang dikejar, sering bukanlah kebahagiaan. Kebahagiaan sejati tak perlu dikejar. Karena mereka datang kepadaku sebagai anugerah yang berlimpah. Anugerah itu datang bukan dari suatu kehampaan. Anugerah itu datang bukan dari mahkluk takberpribadi. Anugerah itu datang bukan dari oknum yang jahat. Anugerah itu datang, dari Penciptaku yang mengasihi aku.
Pcncipta yang selalu mengerti apa yang manusia butuhkan. Pencipta yang mengetahui apa yang paling memuaskan hati ciptaanNya. Tidak pernah ciptaan puas dengan yang juga hanya ciptaan. Ciptaan mencipta ciptaan dan mengira ia akan puas, namun ia terus-menerus mencipta takhenti-henti, yang hanya membuktikan ia tidak benar-benar puas dengan ciptaannya. Seorang pelukis tak henti-henti melukis dan menghasilkan karya-karya yang hebat luar biasa. Namun ia tak berhenti menghasilkkan karya, bukan karena ia sudah puas. Tapi sebaliknya, karena ia belum puas, dan belum merasakan bahwa ia telah menghasilkan karya terbaik! Bila ia merasa telah menghasilkan karya terbaik. Ia bukan pelukis sejati. Ia hanya pelukis gadungan. Karena pelukis sejati takpernah puas dengan karyanya yang paling dasyat sekalipun. Ia terus melukis takhenti-henti, sampai dihentikan oleh napas yang terputus.
Ciptaan (yaitu manusia) tak pernah puas dengan ciptaannya (karyanya). Ciptaan juga sulit dipuaskan oleh sesama ciptaan. Peternak ayam tak puas bila hanya memiliki satu ayam. Kalau bisa semua ayam di muka bumi bisa ia miliki. Inilah manusia. Manusia tak pernah puas dengan apapun yang bahkan adalah sesama ciptaan. Manusia hanya puas bila ia bersatu dengan Penciptanya. Bila ia berhadapan muka dengan penciptanya. Bila ia menikmati Dia selama-lamanya. Bila ia memuliakan Dia selama-lamanya.
Kiranya kita mengerti sorga bukan hanya sebagai suatu tempat. Tetapi mengenalnya dan merindukannya sebagai titik pertemuan kekal antara aku yang dicipta dengan Penciptaku. Barulah semua sukacita, kebahagiaan, kesenangan boleh manusia alami secara kekal. Amin.

ALLAH, Api yang menghanguskan


“Allah adalah Kasih. Ia mengasihi setiap manusia. Ia menebus umat manusia.” Bukankah kita akrab dengan slogan seperti ini. “Allah adalah kasih!” Memang seperti itulah Allah yg sejati. “Ia mengasihi setiap manusia.” Memang Ia Allah yg penuh kasih. “Ia menebus umat manusia!” Memang yg Ia kerjakan adalah pekerjaan penebusan. Namun semua argument dan pengertian diatas lemah dan salah dalam banyak sisi. Sebegitu lemahnya, sampai-sampai bukanlah suatu penngertian yg Alkitab ajarkan.

Bapa adalah Allah yg “galak” dan terkadang “kejam”, sedangkan Allah Anak (Kristus) adalah Allah yang “jinak” yg tidak mengenal marah, panjang sabar, berlimpah kasih, sampai dihina-hinapun tidak marah. Diludahipun menerima. Bahkan dibunuhpun, tidak menolak. Seperti inikah Allah yg sejati? Siapakah Bapa sebenarnya? Siapakah Anak (Kristus) sebenarnya?

Kita selalu beda dalam memandang Bapa dan Anak. Kita menganggap Bapa adalah Allah yg tak terhampiri. Karena Ia adalah Allah yang pemarah. Dan kita begitu mencintai Kristus, karena Ia adalah Allah yang mengasihi kita. Sebenarnya, Bapa dan anak tidaklah berbeda sifat! Celakalah kita yang menganggap mengerti siapa Allah, namun mempunyai konsep yang kacau tentang Pribadi dan sifat-sifatNya!

Jikalau Bapa pernah dan sering menghabisi umat manusia, sehingga kita menganggap Allah yang seperti ini adalah Allah yang ganas. Demikian juga sebenarnya Kristus! Kristus pernah bertindak lebih kejam daripada manusia dalam membunuh. Ia bukanlah Allah yang sering tersenyum, melamun, dan banyak teman, seperti gambar-gambar komik yang kurang ajar! Ia adalah API YANG MENGHANGUSKAN! Sekali Ia turun dari sorga, Ia membawa kuasa yang dasyat. Kuasa yang mampu membunuh ratusan ribu manusia yang sepertinya tak bersalah. Adakah saudara pernah mendengar kisah tersebut? Kisah itu adalah ketika raja Yehuda (Hizkia) berdoa meminta umatnya diselamatkan dari serbuan raja Asyur dan bala tentaranya. Disana Allah mendengar doa Hizkia, dan mengirim Malaikat Tuhan untuk menghabisi seratus delapan puluh lima ribu tentara besar Asyur. Siapakah Malaikat Tuhan ini? Dialah Kristus yang tersalib dalam zaman Pontius Pilatus. Dialah manusia yang dianggap fana, hina dan terkutuk oleh dunia. Dialah Allah, yang kepadaNya saudara biasa berdoa! Dialah Allah yang membuat hatimu terharu karena belaskasihNya. Dialah Allah yang menebus dosa umat manusia.

Allah yang sejati bukanlah Allah yang “jinak”! Allah yang sejati adalah Allah yan memberi nafas kepada manusia, juga adalah Allah yang berhak mengambil nafas manusia dalam sekejap. Allah yang sejati adalah Allah yang berani mengambil rupa daging (menjelma menjadi manusia) namun berkuasa menghentikan hidup manusia. Ia tidak menolak untuk menjadi manusia. Karena kuasaNya tak akan terhisap oleh kefanaan daging. Dalam rupa manusia, Ia tetap Allah yang mampu membangkitkan orang mati. Dalam rupa manusia Ia adalah Allah yang mampu membunuh pohon ara yang tidak berbuah.

Kristus adalah Hidup! Dan berkuasa menghidupkan. Jikalau Ia berkuasa menghidupkan, berarti Ia adalah pemilik dan pencipta hidup. Celakanya, pemilik hidup juga berkuasa mematikan hidup!

Merugikan umat manusia, tidak pernah menyedihkan hati manusia, tidak pernah melukai hati manusia. Ia adalah Allah yang berkuasa mematikan hidup saudara. Jikalau ratusan ribu manusia bisa Ia bunuh dalam satu malam saja, terlebih lagi membunuh satu manusia dalam sejarah. Begitu mudahnya.

Hidupmu adalah milik Tuhan. Tuhan mengasihi siapa yang Ia kasihi. Hiduplah dalam takut akan Tuhan. Jangan hujatmu sampai kedengaran ke telingaNya. Karena walaupun Ia penuh kasih, Ia bisa menghukum dan memukul manusia.

Anehnya, ribuan tentara Ia bunuh. Namun raja Asyurnya sendiri tidaklah secara langsung dibunuh olehNya. Raja Asyur dimatikan oleh perantaraan anaknya sendiri, yaitu kedua anaknya yang bersekongkol untuk membunuh ayahnya. Agar salah seorang saudara mereka boleh menggantikan kedudukan raja.

Seolah-olah Kristus sendiri jijik untuk mengotori tanganNya dengan darah orang sebejat Raja Asyur. Raja Asyur berkali-kali menghina Allah Israel. Dan Allah ingin membunuh dia dari dalam. Tidak perlu tanganNya sendiri yang membunuh. Sanherib (raja Asyur) mati dibunuh oleh orang dalam, yaitu oleh orang-orang terdekatnya. Hal ini terjadi, untuk mengisahkan betapa kematiannya ironis, tragis, dan memalukan! Nietzche pun mati demikian. Filsuf penghujat Tuhan itu mati dibunuh oleh penyakit kelaminnya, akibat ia setiap malam main sex dengan pelacur. Dan ia mati bukan hanya kena sakit kelamin. Namun mati gila! Gila otak dan gila mental!

Maukah saudara hidup diluar Tuhan? Maukah saudara hidup menghujat Tuhan?

Kenallah Tuhan secara benar. Ia adalah KASIH. Namun jangan lupa! Ia pun adalah API YANG MENGHANGUSKAN!