Jumat, 25 Maret 2011

Berkenan kepada Allah 2

Bila memang Allah kristen adalah Allah yang bisa dan dapat dipenuhi oleh murka, pastilah Ia adalah Allah yang sungguh-sungguh menggentarkan manusia. Jauh di dalam hati saya, saya menginginkan Allah yang tidak perlu marah atau murka. Karena yang namanya “marah” itu dapat menimbulkan sakit hati dan sakit fisik yang teramat sangat. Apalagi yang marah adalah Tuhan yang mencipta langit dan bumi! Membayangkan kemarahanNya saja sudah membuat saya takut, ngeri, dan depress. Bila seorang kristen tidak takut Allah marah, saya ragu ia telah mengenal Allah yang sesungguhnya. Di dalam hati saya menginginkan Allah yang tidak pernah marah, namun di sedalam-dalamnya hati saya mengetahui bahwa Ia adalah Allah yang mempunyai emosi marah. Namun saya bersyukur, karena kemarahanNya sama sekali tak dapat disamakan dengan kemarahan manusia. Kemarahan Nya adalah kemarahan yang kudus dan “terpisah”! Nanti akan saya jelaskan apa yang saya maksud dengan “terpisah.”
Kemarahan manusia dipenuhi dengan segala muatan yang kotor, palsu, cacat, najis, (atau apapun yang dapat saudara tambahkan sendiri). Namun kemarahan Tuhan sungguh murni, mulia, suci, agung. Seorang ayah marah kepada anaknya yang melakukan kesalahan fatal, dan kemarahan itu menyatu langsung dengan kebencian terhadap pribadi sang anak. Tidak demikian Allah terhadap anak-anakNya. Ia “marah” pun sebenarnya “tidak marah” (karena saya menganggap kata “marah” yang digunakan dalam Alkitab harus dibedakan saat diterapkan bagi orang percaya dan orang tidak percaya). Kemarahan Tuhan kepada umatNya adalah kemarahan bermuatan penuh kasih! Marah yang sangat menyayangi. Marah yang penuh kasihan, kelembutan, dan perhatian yang bersih. Sehingga “marah” yang Ia tujukan kepada anakNya sebenarnya hanyalah berarti KASIH YANG INGIN MENDIDIK/ KASIH YANG INGIN MEMBENTUK, MENGUBAH, dan MENJADIKAN anak-anakNya SEMAKIN SERUPA dengan Kristus, Sang Sulung. Hal ini belum saya rasa dan lihat jelas dalam doktrin Reformed Injili sekalipun. Doktrin ini bukan saya utarakan dan buat-buat sendiri. Doktrin ini sudah mengendap di dalam kepala saya sejak lama, namun dibantai tanpa ampun oleh pengertian konsep “Allah yang salah.” Allah Reformed, menurut pengertian saya adalah Allah yang dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian. Ini penilaian saya pribadi. Dan saya bukanlah orang satu-satunya yang beranggapan demikian. Saya tidak mengetahui mengapa hal sedemikian bisa terjadi. Mari kita merenungi sungguh-subngguh Firman Tuhan dengan rendah diri! Bukan rendah hati! Saya mempercayai seorang kristen harus rendah diri di hadapan Allah dan rendah hati di hadapan manusia. Rendah diri berarti menganggap diri rendah. Rendah hati berarti tidak menyombongkan segala kehebatan. Ini dua hal yang sangat berbeda.
Allah “marah” dengan anak-anakNya dalam suatu kemarahan yang “sejuk” dan mendidik! Namun, Ia benar-benar “marah” kepada mereka yang menolak DIA YANG TERSALIB. Kemarahan Allah kepada manusia yang tidak percaya adalah suatu kemarahan yang laten, panas, menghanguskan, mematikan, dan membinasakan! Berdoalah agar anda dan orang-orang yang anda sayangi bukanlah kelompok dari umat yang satu ini. Kemarahan Tuhan kepada manusia terhilang sungguh mengerikan. Pernahkah saudara memikirkan bentuk kemarahan yang bagaimanakah yang paling mengerikan yang dapat Allah berikan kepada manusia? Kemarahan yang paling menakutkan bukanlah menyebabkan manusia ditabrak truk, atau menyebabkan mereka terkena AIDS, tetapi kemarahan yang hebat bisa menyebabkan hidup seseorang sedemikian makmur, enak, sejahtera, sukses, bekelimpahan, dan seterusnya-dan seterusnya.... namun TANPA ALLAH! Hidup tanpa Allah adalah hidup yang sungguh mematikan! Lebih baik aku mati di dalam Tuhan dari pada aku hidup tanpa Allah? Hidup tanpa Allah berarti pada kenyataannya Allah tidak pernah mengenal anda. Sehebat apapun anda menganggap anda mengerti Ia, namun bila Dia tidak mengenal anda, hal itu menyebabkan kefatalan dasyat. Tuhan tahu siapa yang Dia pilih! Tuhan tahu siapa yang Ia kasihani! Demikian juga domba mengenal suara Gembalanya. Bila anda adalah salah satu dari kawanan domba kepunyaanNya, anda akan mengerti isi hatiNya, dan mampu menilai manakah ajaran yang salah, mana yang benar. Kehidupan tanpa Allah berarti hidup untuk DIBUANG SELAMA-LAMANYA. Sampai kapan? Sampai selama-lamanya? Seberapa lama? Selama-lamanya? Sejauh mana? Sejauh-jauhnya. Dimana? Di tempat yang tanpa Allah! Sama sekali tanpa Allah.
Kemarahan Allah mempunyai sifat yang berbeda dan terpisah menurut konsep “domba” atau bukan, “anak” atau bukan? “Umat tebusan” atau milik setan? Saya melihat hidup manusia yang tanpa Allah. Mereka pikir mereka aman dan bahagia. Karena Allah yang Sejati pastilah mengganggu manusia yng sejati. Tidak ada manusia yang sejati yang tidak sungguh-sungguh terganggu dengan hadirnya Allah yang sejati. Manusia yang sungguh-sungguh manusia pastilah manusia yang berdosa. Dan manusia yang berdosa tidak ada yang sungguh-sungguh cinta Tuhan. Manusia berdosa punya zona nyamannya sendiri,punya rencananya sendiri, punya kesukaannya sendiri, mereka merasa bisa hidup tanpa Allah. Dan Allah membenci anak-anakNya menjadi manusia yang seperti ini. Maka Ia mengganggu zona nyaman saudara! Berbahagialah mereka yang zona nyamannya diganggu oleh Tuhan! Berbahagialah mereka yang rencana dan cita-citanya DIGAGALKAN oleh Tuhan! Karena itu berarti Tuhan mengasihi saudara. Bukti bahwa Tuhan mengasihi seseorang adalah dengan memberinya banyak gangguan dalam hidupnya, banyak kegagalan, banyak penderitaan, dan banyak sakit hati. Maka saya sangat takut untuk berdoa: “Tuhan... sayangilah aku dengan sangat!” Karena siapa yang semakin Ia sayangi akan semakin Ia bentuk dan didik! Saya kadang bersyukur, mendapati diri saya bukanlah orang yang cukup pintar. Saya melihat ada banyak orang yang lebih pintar dari saya. Namun tragisnya, menyedihkannya, dan bersukacitanya: Mereka lebih banyak di “pukul” oleh Tuhan. Mereka lebih banyak dihajar! Mengapa? Ini karena mereka lebih pintar dari orang kebanyakan. Orang yang pintar adalah orang yang keras kepala. Orang bodoh tidak ada yang keras kepala. Orang bodoh di apakan saja nurut dan tidak protes. Tetapi orang pandai sering keras kepala. Dan orang keras kepala akan dibentuk Tuhan lebih lama, akan dipukul Tuhan lebih lama. Akan diasingkan Tuhan lebih lama! Dan mereka yang semakin pintar akan semakin lama diasingkan oleh Tuhan! Mereka yang semakin lama diasingkan Tuhan akan semakin lama “menyia-nyiakan” hidupnya. Itulah sebab mengapa orang-orang yang besar (di tangan Tuhan) memiliki kisah hidup yang sangat memilukan hati bila diungkapkan.
Saya ingin mendalami misteri ini. Namun adakah Tuhan memberikan saya pengertian yang cukup dan anugerah yang cukup untuk itu? Saya tidak tahu. Hidup itu sungguh dipenuhi dengan syukur, namun untuk dapat bersyukur dengan sebegitu hebat dan murni, seorang kristen kadang perlu menghadapi hidup yang sangat menggelisahkan dan sulit luar biasa. Hidup seseorang akan mencapai Fullness bukan di titik keberhasilannya, bukan di titik kejayaannya, namun dititik terdalam dari penderitaannya. Penderitaan (suffering) akan melahirkan orang-orang yang “dalam.” Kekayaan dan kemasyuran akan melahirkan anak-anak “gampang.” Lalu bagaimanakah kita harus berdoa dan memilih? Yang manakah yang mau saudara pilih? Disayang Tuhan untuk dididik dan dihajar atau dibenci Tuhan untuk dimurkai dan dibuang oleh Tuhan? Keduanya tidaklah sama!

Selasa, 22 Maret 2011

Berkenan kepada Allah 2

Konsep "berkenan kepada Allah" adalah sistem pikir yang mengalami kegagalan dalam berlogika kristen yang benar. untuk menjadi "berkenan", manusia harus membawa jasa mereka ke tempat tertinggi yang tidak seharusnya. ini teraplikasi dengan arti: semakin aku mengusahakan suatu jasa dari diriku, maka Ia akan menjadi semakin senang. Padahal dorongan untuk melakukan kebaikan adalah dari Tuhan.
Ini membawa kita bertanya mengapa Ia sepertinya mengharapkan kita melakukan kebaikan? apakah agar Ia menjadi senang? sungguh kasian Allah yang seperti ini. karena Ia selalu dikecewakan oleh ciptaanNya.
hasrat yang menggerakkan Tuhan hanyalah dari diriNya sendiri dan hanyalah bagi kemuliaanNya sendiri. Allah kristen adalah "Allah yang egois" dalam pengertian kita yang penuh dengan dosa. bila anda tidak bisa menerima konsep ini, berarti anda terjebak dalam pengertian salah yang bisa berakibat fatal bagi kerohanianmu.
Ingat! bahwa Allah tidak membutuhkan apapun diluar diriNya sendiri. maka segala sesuatu yang manusia kerjakan menurut pengertiannya sendiri adalah sesuatu yang sia-sia. mereka pikir mereka sedang menyenangkan Allah, padahal Allah jijik dengan segala usaha baik mereka! ini perbedaan besar antara kekristenan dengan agama lain. agama lain mengkonsepkan allah mereka akan menerima mereka bila mereka telah berjuang berbuat baik.
namun Allah kristen, bisa membuang saudara karena terlalu baik! saya bukan menyarankan anda berbuat dosa! tetapi bila saudara adalah seorang yang anda anggap baik dan layak di hadapan Tuhan,maka ini berarti saudara sama dengan orang Farisi yang berdoa dengan bangga di hadadapan Allah, namun Allah tetap tidak berkenan kepadanya. betapa sulit dan rumitnya menyenangkan Allah kristen... (bersambung)

Senin, 21 Maret 2011

Bisakah Allah murka? Benarkah Allah murka. sungguh di dalam hati saya, saya tidak menginginkan konsep Allah yang murka atau penuh dengn murka. Bila saudara mengerti mengapa Allah menjadi murka dan untuk kepentingan apa Ia perlu murka, mungkin anda akan menyesal menjadi seorang kristen. karena kita terlalu terbiasa mengenal Allah yang penuh kasih kepada manusia. tahukah saudara bahwa Allah sebenar-benarnya lebih mengasihi diriNya sendiri ketimbang ciptaanNya? baru satu pertanyaan ini saja sudah membuat keningmu mengkerut. bagaimana bila ternyata Allah yang saudara sembah adalah Allah yang keliru! Allah adalah Allah Alkitab, mengenal Dia hanya bisa melalui FirmanNya. pikiran yang tercanggih namun tanpa Firman hanya akan menghasilkan Allah yang palsu. Allah itu cukup pada diriNya sendiri, dan I a mencipta manusia bukan karena kurang bahagia, tetapi karena Ia terlampau penuh dengan sukacita, sampai sukacitaNya membuat Ia mau berbagi sukacita dengan sesuatu yang di luar diriNya, yaitu manusia. sebenarnya hal ini tidaklah wajib bagi Allah, namun Ia tetap memilih mencipta manusia agar NAMANYA SENDIRI semakin dimuliakan!
kita kembali kepada konsep Allah murka. Alkitab mencatat murka Allah berkali-kali, sehingga kita tak mampu berdalih dengan mengatakan bahwa Allah sebenarnya tidaklah murka. namun murka Allah sangat berbeda dengan murka manusia. manusia menjadi murka karena tersinggung, disakiti, dirugikan, dihina. tidak demikian dengan Allah. Allah kristen tidaklah reaktif. Ia tidak perlu bermuka merah terus-menerus menghadapi keberdosaan manusia, Ia hanya menetapkan hukum (semacam hukum alam) yang akan menghabisi manusia bila manusia pada nyatanya tidaklah bertobat. hukum tersebut taat kepada Allah. saya menyebutnya hukum konsekuensi. sebagai contoh: bila lampu merah lalu lintas menyala, anda harus berhenti. bila anda tetap tancap gas, anda akan bertabrakan dengan kendaraan lain. ini bukan hukuman dari Allah, tetapi ini adalah konsekuensi logis dari kesalahan yang anda buat. banyak hal Allah mencipta hal-hal sedemikian

berkenan kepada Allah

Belum lama ini saya dikagetkan dengan suatu pengertian yang mengerikan. saya disadarkan bahwa "dipakai Tuhan" dengan "berkenan kepada Tuhan" adalah dua hal yg berbeda. padahal sedari dulu kita begitu ingin agar hidup kita boleh dipakai oleh Tuhan. namun pernyataan diatas membawa kita kepada konklusi praktis bahwa Tuhan bisa saja memakai seseorang utk mengerjakan kehendakNya namun tetaplah Ia tidak berkenan kepada pribadi yang dipakai itu. bagaimana bisa? bisa! Tuhan bisa memakai keledai. (ingatkah saudara akan peristiwa bileam yang mengendarai keledai?). Tuhan bisa memakai batu untuk memuji Dia. Tuhan bisa bahkan memakai setan untuk menggenapi rencanaNya. Tuhan bisa memakai apa dan siapa saja. hal ini sungguh mengerikan. karena ini berarti bukan tidak mungkin bahwa Ia memakai kita namun Ia tidak berkenan kepada kita! saudara bisa merasa giat dan berkorban besar bagi Tuhan, namun Tuhan tidak menganggap apa yang saudara kerjakan. betapa susahnya menjadi seorang kristen. saat kita ingin menggumulkan dan menghidupi satu ayat tertentu, ternyata ayat yang lain kita abaikan. mengapa hidup itu tidak seotomatis yang kita harapkan? andai saja Tuhan mengatakan, "kau mentaati satu hukum, berarti mentaati semua hukum." tetapi tidak demikian kenyataannya. malahan Ia berkata dengan nada yang sebaliknya, "kau tidak mentaati satu hukum, berarti melanggar semua hukum." siapakah sebenarnya Allah itu? apakah sebenarnya keinginan terdalamNya? sungguh kita membutuhkan waktu seumur hidup untuk mengenalNya. pernahkah kita memikirkan bahwa Ia adalah Allah yang bermuatan emosi? bila Ia sungguh adalah Allah yang beremosi, maka adakah kemiripan antara emosiNya dengan emosi manusia? bila manusia bisa marah dan menghancurkan sesuatu, apakah Ia juga didorong oleh emosi yang sedemikian?bila ternyata Alkitab mengatakan Allah murka,maka seperti apakah murka yang Ia miliki? betulkah murkaNya adalah murka yang menghabiskan napas dan tenaga seperti yang manusia alami? atau kata "murka",sebenarnya lebih mengkomunikasikan ketidak bekenananNya?...

Jumat, 04 Maret 2011

Depresi Seorang Kristen 3

Mengeluhlah kepadaNya. Ia Allah yang sabar mendengarkan doa anakNya. namun jangan lupa, dengarkanlah apa kataNya. karena kalimat yang paling menyejukkan bagi orang depresi adalah kalimat Kristus. bacalah FirmanNya secara intens. berdoalah dengan sungguh-sungguh. Ia adalah gembala yang baik. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Ia menyegarkan jiwaku. Ia membebaskan aku dari segala kesesakanku.Tuhan itu dekat kepada orang-orang ang mencari Dia. Ia membuat diriNya mudah ditemui. pandanglah pada Yesus. ketika kau pandang wajahNya, seluruh dunia dan kegemerlapannya menjadi suram. lalu utk apa kau kuatir, kalau seluruh kehidupan adalah sia-sia diluar Kristus. sedangkan saudara telah di dalam Kristus. semuanya sia-sia, kecuali anda telah mengenal Dia, ditebus oleh Dia. dan anda boleh menerima pembebasan dan keselamatan yang sejati. tidak ada makna hidup diluar Kristus! sekali lagi: Tidak ada makna hidup apapun diluar Kristus. ini membuat semua tawa manusia menjadi hampa! ini membuat mimpi semua mahkluk menjadi sia-sia! kecuali anda sudah berada di dalam Dia, depresimu hanya akan menjadi kesia-siaan hidup saja.

Depresi Seorang Kristen 2

seperti yang telah saya katakan: tidak ada orang yang mengerti depresi anda selain orang yang sedang atau telah sembuh dari depresi. hanya orang gila yang mengerti orang gila. ini bukan berarti orang depresi adalah orang gila! ini hanya berarti orang depresi yang diluar Kristus, lama kelamaan pasti gila. ironisnya, seorang yang depresi bila dibandingkan dengan seorang psikolog, nyatanya lebih depresi seorang psikolog. mereka (para psikolog) berpikir mau menolong orang demi dompet mereka, dan berpikir bahwa mereka punya jalan keluarnya. padahal jalan keluar yang mereka andalkan adalah jalan setan! setiap ide, pikiran, metode atau apapun yang tidak kembali kepada Tuhan Yesus Kristus adalah jalan sesat! anda tidak perlu ke psikolog! anda perlu ke pangkuan Tuhan Yesus! jangan saudara ditipu oleh para psikolog, mereka hanya menawarkan telinga yang menipu saja.mereka memang akan mendengar anda, sejauh anda mau kasi uang ke mereka. dan mereka akan mengusir anda,bila uang anda sudah habis! maka anda mau ke mana? ke seorang teman? mungkin sedikit menolong. namun tidak tahukah anda,bahwa teman anda itu lama-kelamaan akan jenuh, bosan, dan melarikan diri darimu. karena begitu melihat wajahmu, ia akan berpikir anda akan mengeluhkan sejuta masalah tak henti-henti. mau kemana saudara? mau bicara ke istrimu/ suamimu? mereka juga punya titik didih. mereka akan marah karena anda belum juga berubah dari kegilaan semu yang aneh dan menjijikkan. lalu inikah hidup? tertekan tak menentu tanpa ada pertolongan dan jalan keluar?
HANYA TUHAN YANG SUNGGUH SUNGGUH MENGASIHI SAUDARA! hanya Kristus! pegang ini! kemudian carilah wajahNya. siapapun yang menolong anda, sesungguhnya Kristuslah yang menolong anda melalui mereka. tidak ada jalan keluar dari depresi! Kristuspun sebenarnya bukanlah obat depresi. Dia hanyalah Tuhan, sahabat, yang bersedia mendengarkan keluh kesah anak-anakNya setiap saat. mengapa tidak bicara kepada Dia, disaat yang lain hanyalah mahkluk lemah yang juga sedang depresi menghadapi anda. bicaralah, mengeluhlah kepadaNya

Depresi Seorang Kristen

tidak semua manusia mengalami depresi. saya sangat yakin akan fakta ini. walaupun sangat mungkin semua orang pasti pernah mengalami stress. stress dan depresi berbeda. stress berkait dengan tertekan karena suatu alasan yang jelas dan tentunya ada jalan keluar instan. namun tidak demikian dengan depresi. depresi mampu membunuh jiwa seseorang. depresi mengundang seseorang untuk mengakhiri hidup! depresi sangat fatal dalam kondisinya. namun depresi bukannya tanpa harapan.
puji Tuhan, Alkitab kita dipenuhi oleh raksasa iman yang sedang depresi. mereka bukan hanya stress, karena kehilangan pulpen mahal, atau kehilangan cincin nikah. mereka begitu depress sampai minta mati. kabar baiknya mereka ada yang menolong. kabar buruknya adalah anda bukan mereka! mereka sudah melewati masa depresi,itu adalah kabar baik. anda belum melewati masa depresi,itu kabar buruknya. namun saudara sekalian, Tuhan tidak mencela engkau yang depresi, Tuhan bahkan dekat dengan anda-anda yang depresi. "Tuhan itu dekat dengan mereka yang patah hati, dan Ia menyelamatkan mereka dari segala kesesakannya."
depresi semakin akut ketika manusia seorang diri. banyak orang tidak tentu bisa menolong. karena banyak orang tidaklah depresi. hanya orang depresi yang mengerti orang depresi. hanya orang gila yang mengerti apa itu kegilaan. maka bohonglah kalau psikolog dapat menyembuhkan orang depresi. bohonglah kalau temanmu bisa memulihkanmu. Kekristenan tidak pernah mendorong engkau berpaling kepada ayahmu,ibumu, saudaramu, untuk menolongmu. Kekristenan menyarankan anda kembali kepada Tuhan. bagaimana caranya? itu yang saya belum ingin jawab segera. saya masih ingin meyakinkan anda, bahwa tidak akan ada orang yang sungguh-sungguh mau,bisa, dan rela menolongmu. engkau betul-betul sendirian. mengapa demikian? karena dalam masa depresi ini, Tuhan memang mau anda sendirian! untuk apa? itu yang harus anda gumulkan! maafkan kalau saya semakin membuat anda depresi. dengan memberi anda PR untuk memikirkan kehendak Tuhan dalam hidupmu. (bersambung...)

Jumat, 11 Februari 2011

His Calling Is Not My Choice

Tuhan memang sedari dulunya suka memilih. Penciptaan terjadi karena Ia memilih untuk menciptakan. Penebusan terlaksana karena Kristus, Sang Allah Putra memilih untuk mentaati BapaNya. Jalan melalui Kristus menuju Bapa ditetapkan karena diputuskan dan dipilih oleh Tuhan. Allah senantiasa memilih dan sampai sekarang Ia masih giat memilih. Injil terus dikabarkan karena IA MEMILIH SIAPA YANG HARUS MENJADI HAMBANYA.
Pilihan itu kejam, pilihan itu keras. Pilihan itu mengundang pertentangan, protes, perlawanan dari pihak yang tidak menyetujui. Setiap pilihan yang Allah buat selalu mendapat perlawanan dari manusia. Pilihan adalah penolakan di satu sisinya! Ada yang dipilih, berarti juga ada yang ditolak!
Kristus tidak memanggil 14 rasul. Kristus hanya memanggil 12 rasul. Berarti tidak semua orang dipilih. Dan perhatian saya kali ini jatuh kepada mereka (para rasul) yang ketika itu sedang asik (bila boleh dikatakan demikian) dengan dunia dan pilihannya sendiri.
Calon-calon pekabar Injil itu sedang sibuk! Mereka mondar-mandir mencari sesuatu. Entah apa sesuatu itu. Hanya mereka yang tahu dalam pikiran mereka. Mungkin sekedar mempertahankan hidup, sehingga tiap harinya harus melaut, menghadapi ombak, menghadapi kekecewaan pulang tanpa ikan, mengalami keletihan akan makna hidup, menjalani rutinitas menghitung uang (si Lewi) yang ia peroleh dari usaha yang penuh konflik, dsb. Namun yang sama adalah mereka sedang mengerjakan sesuatu. Apakah itu? Itu adalah pilihan mereka! Puaskah mereka? Jawaban terhadap pertanyaan ini sangat serius sifatnya.
Mengapakah serius? karena jawaban ini, menentukan kemana mereka akan melangkah kemudian. Bila jawabannya adalah puas, puasnya sejauh mana? Bila jawabannya adalah tidak puas, tidak puas sedalam apa?
Saya bersyukur, karena para murid adalah manusia yang sedang kalut ketika itu! Kalut, kebingungan, kecewa, dan segala emosi negatif lainnya ada pada mereka. Jikalau tidak, tidak ada Petrus yang menangis ketika Sang Mesias itu memanggilnya. Jikalau tidak, tidak ada Matius yang membelalak ke depan untuk kemudian meninggalkan meja kasirnya. Mereka kaget! Mereka terharu! Mereka terpukul ketika Kristus memanggil mereka. Itu bukan karena mereka sedih karena sekarang mereka akan kehilangan pekerjaan. Bukan bersedih karena mereka terpaksa mengikut Kristus yang belum terlalu mereka kenal. Namun mereka shock, karena mempertanyakan: mengapa moment tersebut baru tiba kali ini? Mengapa tidak dari dulu. Karena penantian mereka sudah lama. Penantian akan makna yang lebih tinggi! Penantian akan suatu calling yang lebih mulia, dan paling mulia.
"Aku saat ini bersedih, mengapa tangkap ikan selalu sedikit. Mengapa hari ke depan tak bermakna. Mengapa aku perlu menjadi nelayan sepanjang waktu, tanpa tahu apakah makna menjadi seorang penjala ikan. Oh! apakah makna hidupku? Mengapa aku hidup sia-sia begini? Ikan tidak lebih mulia dari manusia. Tapi mengapa aku hidup bergantung pada ikan?" Teriakan hati seperti ini, segera menjawab dengan tangkas terhadap panggilan Kristus, "Hai anak-anak! Kemarilah, ikut Aku! Aku akan menjadikanmu penjala manusia!" , "That's the moment I've been waiting for so long, My LORD! But Why You calling me, You know all my iniquity. Go away Lord, I'm only a sinner."
Namun Kristus tak menghiraukan tangisan Petrus. Kristus tidak salah pilih! Yang Ia pilih harus melangkah keluar dari sampannya!
Siapakah yang Ia panggil? Siapakah yang mau menjala manusia? Hai kau, Yunus-Yunus tiruan! Jangan terus melarikan diri. Jadilah seperti Kristus. Menaati Tuhan yang memanggilmu!

Rabu, 02 Februari 2011

TUHAN, mengapa Engkau begitu pemilih...?

Manusia senantiasa memilih. mereka harus memilih, dan pasti memilih. Tuhan juga adalah Tuhan yang pemilih. itu bukan karena Tuhan mirip dengan manusia, tapi kebalikannya lah yang benar: manusia mirip Tuhan. Kita setuju dan sependapat bila pada nyatanya Tuhan memilih dan mempersiapkan orang-orang tertentu untuk menjadi hambaNya. namun kita enggan dan tak rela bila harus mempercayai Tuhan yang sama itu adalah Tuhan yang memilih siapa-siapa yang mau Ia selamatkan. kita senang kalau pilihan Tuhan sama dengan pilihan kita. dan kita benci kalau pilihan Dia berbeda dengan apa yang kita harapkan disegala aspek. inilah kesombongan manusia. manusia sedari dulunya mendukakan hati Tuhan, dan ingin menjadi allah di dunianya sendiri. kalau Tuhan memang Tuhan, maka Ia bebas. gerakanNya begitu bebas, begitu dalam, bergelombang, dan menghempaskan manusia congkak ke tempat yang semakin tak mereka inginkan! (kiranya renungan singkat ini merangsang kita untuk memikirkan Tuhan secara Alkitabiah). Amin.

Kamis, 27 Januari 2011

BijaksanaMu kemana?

Mengapakah manusia tidak bisa berdiam diri sejenak? Mereka senantiasa beraktifitas, bergerak, berjalan, berpikir, dan melakukan sesuatu? Seolah dengan terdiam sejenak, mampu membunuh kehidupan mereka, seolah perenungan adalah wilayah terasing dan menakutkan yang bisa manusia lewati. Mereka memakai otak mereka, tangan mereka, perasaan mereka, untuk melewati waktu tanpa terdiam.
Apakah yg manusia cari? Apakah yang manusia kerjakan? Manusia tidak mungkin diam terlalu lama. Karena hal itu dapat membuat mereka gila. Bahkan orang gila pun tak mau berdiam saja. Mereka berjalan mondar mandir, berpikir hari itu mereka akan menemukan sesuatu. Sesuatu yang mereka pikir perlu mereka cari. Tanpa mengetahui dari mana datangnya desakan untuk mencari!
Siapakah yang paling mampu bediam diri? Ya benar! Para pemikirlah yang sering berdiam diri. Namun mereka bersikap pura-pura saja, karena mereka tidaklah benar-benar terdiam. Otak mereka aktif, sangat aktif. Pikiran mereka mau menjangkau angkasa, di mana burung-burung mengudara. Mereka lebih pintar, bahkan jauh lebih pintar dari pada manusia yang banyak bergerak. Namun gerakan kepandaian manusia pandai, menemukan kebuntuan dalam siklus pikirnya sendiri. Berpikir, dan merasa secara cerdas, namun tetap merasakan keputusasaan yang mencekik.
Bagaimana dengan mereka yang jarang berpikir? Apakah golongan ini adalah manusia tanpa rasa putus asa? Ternyata tidak! Mereka adalah orang-orang yang sering merintih, mengeluh, menggerutu akan hidup yang mereka jalani. Seakan hidup selalu mencengkram dan mengancam nasib mereka.
Dibutuhkan keberanian yang besar untuk menjadi seorang pemikir. Terlebih lagi, seorang pemikir yang diikat oleh kebenaran sejati. Oh, sungguh keberanian itu datang dari mana? Dari mereka yang bergerakkah? Dari pemikir putus asakah? Atau dari mana? Dan apa yang perlu mereka pikirkan?
Kebuntuan itu meraja lela. Ketulian itu hinggap di telinga mereka yang terlalu banyak bergerak. Namun kebijaksanaan datang kepada mereka yang ia cintai. "Hai, bijaksana Manusia-manusia yg buruk itu memenuhi muka bumi. Mereka berceloteh, bertengkar, menghina, mengumpat, merendahkan, dan membenci makhluk yang lain. Kebencian menguasai mata mereka. Nafsu mereka tak terkendali, ingin selahap segala apa yang mereka ingin dan lihat. Mata mereka mencari korban untuk mereka tipu. Kebaikan hanya kefasikan naif yang bermotivasi busuk belaka. Setiap tawa adalah tawa yang hampa. Karena mereka pikir hidup mereka aman dan damai. Namun aman yang mereka miliki hanyalah angin bertiup yang membawa mereka ke kebinasaan. Kebinasaan menunggu manusia dungu dengan sabar dan tenang. Karena mengetahui, langkah mereka tak kan beralih ke arah yang benar. Harapan mereka muluk. Sirna bersama tawa bodoh yang mereka dengungkan setiap waktu. Mereka berharap sorga mendatangi mereka bersama semua perawan angkasa. Namun tak tahu apakah mereka bukanlah setan dari negeri bayangan api. Neraka menghasilkan perawan-perawan cantik yang berbisa. Ingin mencium dan tak melepaskan jiwa manusia dungu. Makhluk bumi tak cukup pandai mencium bau neraka. Padahal bau itu begitu menusuk di balik raut wajah yang elok. "Tipuan di atas semua tipuan. Cerdiknya dirimu memeluk manusia. Kiranya kau tak melepaskan mereka dalam bius bodohmu. Agar mereka tak menemukan jalan damai yang mereka kira telah mereka capai."
kebodohan tersembunyi di balik gaun raja. Kedunguan tersimpan di hati manusia bejat. Kecongkakan bersemayam bersama pemberontakan terhadap Tuhan. "Tuhan segala tuhan, mengapa Engkau belum juga murka, untuk membinasakan segala yang bergerak di atas bumi. Agar kecongkakan napas mereka dihentikan tanpa ampun! Namun Kau bukan aku. Engkau terlalu penuh-penuh kasih. KasihMu menopang bumi, dan memberi tumbuhan-tumbuhan boleh berbuah. Kau menghujani bumi dengan rahmat yang tak kumengerti. O...Tuhan. Tidakkah Kau dengar teriakan roh orang-orang suci yang menghendaki penghakimanMu?" sorga! Jenguklah aku. sekali kau berkunjung, parasmu tak hendak kulupakan. Dan senyumanmu, memberi terang kepada tiap langkahku!
Aku hendak berpikir, namun aku masih perlu melangkah. Dan aku butuh menghirup bijaksana yang rela Kau tinggalkan, kepada hidup manusia yang fana."
Biarlah kesejatian hikmat, tak malu berteman dengan manusia yang fana. Agar kefanaan itu boleh ditentang, dilawan, diserbu dalam peperangan roh yang tidak kelihatan! Amin.

Senin, 17 Januari 2011

NamaNya

NamaNya harum, semakin wangi ketika Ia dihina banyak orang.
NamaNya termulia, semakin mulia saat Ia tergantung di kayu salib.
NamaNya suci, semakin suci ketika ketaatan membawaNya ke dunia maut.
NamaNya agung dan dasyat, ketika badai terpaksa tunduk kepadaNya.
NamaNya setia, di saat Ia meninggalkan murid-muridNya.
NamaNya berkuasa, ketika Injil (kabar yang dianggap bodoh itu) diperintahkan untuk disebarkan.
NamaNya Immanuel, saat janjiNya Ia kerjakan untuk membangun damai kekal bagi kita.
Terpujilah Kristus Yesus, Sang Empunya Nama di atas segala nama!

Jumat, 14 Januari 2011

Manusia dungu dan Allah sejati

Manusia-manusia yg buruk itu memenuhi muka bumi. Mereka berceloteh, bertengkar, menghina, mengumpat, merendahkan, dan membenci makhluk yang lain. Kebencian menguasai mata mereka. Nafsu mereka tak terkendali, ingin selahap segala apa yang mereka ingin dan lihat. Mata mereka mencari korban untuk mereka tipu. Kebaikan hanya kefasikan naif yang bermotivasi busuk belaka. Setiap tawa adalah tawa yang hampa. Karena mereka pikir hidup mereka aman dan damai. Namun aman yang mereka miliki hanyalah angin bertiup yang membawa mereka ke kebinasaan. Kebinasaan menunggu manusia dungu dengan sabar dan tenang. Karena mengetahui, langkah mereka tak kan beralih ke arah yang benar. Harapan mereka muluk. Sirna bersama tawa bodoh yang mereka dengungkan setiap waktu. Mereka berharap sorga mendatangi mereka bersama semua perawan angkasa. Namun tak tahu apakah mereka bukanlah setan dari negeri bayangan api. Neraka menghasilkan perawan-perawan cantik yang berbisa. Ingin mencium dan tak melepaskan jiwa manusia dungu. Makhluk bumi tak cukup pandai mencium bau neraka. Padahal bau itu begitu menusuk di balik raut wajah yang elok. "Tipuan di atas semua tipuan. Cerdiknya dirimu memeluk manusia. Kiranya kau tak melepaskan mereka dalam bius bodohmu. Agar mereka tak menemukan jalan damai yang mereka kira telah mereka capai."
kebodohan tersembunyi di balik gaun raja. Kedunguan tersimpan di hati manusia bejat. Kecongkakan bersemayam bersama pemberontakan terhadap Tuhan. "Tuhan segala tuhan, mengapa Engkau belum juga murka, untuk membinasakan segala yang bergerak di atas bumi. Agar kecongkakan napas mereka dihentikan tanpa ampun! Namun Kau bukan aku. Engkau terlalu penuh-penuh kasih. KasihMu menopang bumi, dan memberi tumbuhan-tumbuhan boleh berbuah. Kau menghujani bumi dengan rahmat yang tak kumengerti. O...Tuhan. Tidakkah Kau dengar teriakan roh orang-orang suci yang menghendaki penghakimanMu?"

Jumat, 07 Januari 2011

Kebenaran yang Menggelisahkan

Kebenaran yang Menggelisahkan

Seorang pengkhotbah tidak akan mampu menyampaikan kebenaran kepada audiens bila ia sendiri tak bersenjatakan kebenaran. Kebenaran adalah senjata pamungkas yang bisa mengubahkan manusia. Kebenaran itu adalah dari Tuhan yang adalah pencipta segala kebenaran. DiriNya dipenuhi dan diliputi kebenaran. Terlalu penuh sehingga kekudusan Allah tak terhampiri oleh manusia. Manusia dicipta di dalam kebenaran dan kebaikan, namun manusia pertama itu dengan sengaja mengabaikan kebenaran, demi mengagumi kebenaran palsu yang kelihatannya lebih benar. Iblis menawarkan suatu kebenaran palsu, dimana Adam akan menjadi penuh dengan kebenaran bahkan boleh melampau Allah yang mencipta dia dalam kebenaran. Adam tergoda untuk menjadi makhluk yang lebih benar, lebih sempurna, lebih superior dari apa yang telah ada padanya. Seolah Allah mencipta belum baik, belum sempurna, dan belum benar. Sungguh motivasi yang baik bukan, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sempurna, hebat, menawan dan seterusnya? Namun yang menjadi kegagalan bukanlah keinginan untuk itu. Ingin baik dan semakin benar tidak salah. Tetapi ketika keinginan itu disertai sikap yang mencurigai Allah, maka semuanya akan menjadi sikap pemberontakan yang keji terhadap Dia. Tidak mempercayai Allah, curiga kepadaNya adalah sikap berdosa yang akan membawa manusia memasuki kereta neraka, untuk dikunci dan di bawa dalam perjalanan yang menghancurkan dan terkutuk!
Maka kesalahan pertama manusia adalah tidak mempercayai Tuhan, dan mencurigai Dia, kemudian menganggap perkataan makhluk asing dan menjijikkan itu lebih benar dari perkataan Allah Sang Maha Kudus. Dosa seperti ini tidak main-main. Dosa begini, ternyata menghasilkan pukulan seumur hidup bagi manusia, bahkan bagi generasi yang paling akhir dari seluruh ras manusia.
Allah itu kudus. Penuh sampai meluap-luap dengan kebenaran. Dalam diriNya tidak ada ketidakbenaran. Dialah Kebenaran Asali yang menghasilkan kebenaran. Manusia merusak harta itu. Kebenaran yang telah manusia terima dirusak, dipandang rendah, disisihkan, disingkirkan, lalu manusia memilih pilihan yang lain di luar kebenaran. Maka ketidakbenaran bukan datang dari Allah, tetapi dari kawasan ciptaan. Maka yang dicipta itulah yang dihukum, bukannya yang mencipta.
Sejak peristiwa terkutuk itu terjadi. Manusia tidak lagi penuh kebenaran. Mereka lebih dekat dan menyayangi tradisi setan. Untuk memberontak kepada Allah, dan menghina kebenaran. Sekarang yang berkuasa dalam diri manusia adalah pemberontakan dan segala sifat berdosa. Maka, dengan begini kebenaran adalah barang asing yang menyakitkan bagi mereka yang menemukannya. Kebenaran itu selalu mengusik, mengganggu, menggelisahkan, dan mencuri kebahagiaan yang mau manusia bangun. Kebenaran itu sekarang menggelisahkan kehidupan manusia. (bersambung...)

Kebenaran yang Menggelisahkan

Seorang pengkhotbah tidak akan mampu menyampaikan kebenaran kepada audiens bila ia sendiri tak bersenjatakan kebenaran. Kebenaran adalah senjata pamungkas yang bisa mengubahkan manusia. Kebenaran itu adalah dari Tuhan yang adalah pencipta segala kebenaran. DiriNya dipenuhi dan diliputi kebenaran. Terlalu penuh sehingga kekudusan Allah tak terhampiri oleh manusia. Manusia dicipta di dalam kebenaran dan kebaikan, namun manusia pertama itu dengan sengaja mengabaikan kebenaran, demi mengagumi kebenaran palsu yang kelihatannya lebih benar. Iblis menawarkan suatu kebenaran palsu, dimana Adam akan menjadi penuh dengan kebenaran bahkan boleh melampau Allah yang mencipta dia dalam kebenaran. Adam tergoda untuk menjadi makhluk yang lebih benar, lebih sempurna, lebih superior dari apa yang telah ada padanya. Seolah Allah mencipta belum baik, belum sempurna, dan belum benar. Sungguh motivasi yang baik bukan, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sempurna, hebat, menawan dan seterusnya? Namun yang menjadi kegagalan bukanlah keinginan untuk itu. Ingin baik dan semakin benar tidak salah. Tetapi ketika keinginan itu disertai sikap yang mencurigai Allah, maka semuanya akan menjadi sikap pemberontakan yang keji terhadap Dia. Tidak mempercayai Allah, curiga kepadaNya adalah sikap berdosa yang akan membawa manusia memasuki kereta neraka, untuk dikunci dan di bawa dalam perjalanan yang menghancurkan dan terkutuk!
Maka kesalahan pertama manusia adalah tidak mempercayai Tuhan, dan mencurigai Dia, kemudian menganggap perkataan makhluk asing dan menjijikkan itu lebih benar dari perkataan Allah Sang Maha Kudus. Dosa seperti ini tidak main-main. Dosa begini, ternyata menghasilkan pukulan seumur hidup bagi manusia, bahkan bagi generasi yang paling akhir dari seluruh ras manusia.
Allah itu kudus. Penuh sampai meluap-luap dengan kebenaran. Dalam diriNya tidak ada ketidakbenaran. Dialah Kebenaran Asali yang menghasilkan kebenaran. Manusia merusak harta itu. Kebenaran yang telah manusia terima dirusak, dipandang rendah, disisihkan, disingkirkan, lalu manusia memilih pilihan yang lain di luar kebenaran. Maka ketidakbenaran bukan datang dari Allah, tetapi dari kawasan ciptaan. Maka yang dicipta itulah yang dihukum, bukannya yang mencipta.
Sejak peristiwa terkutuk itu terjadi. Manusia tidak lagi penuh kebenaran. Mereka lebih dekat dan menyayangi tradisi setan. Untuk memberontak kepada Allah, dan menghina kebenaran. Sekarang yang berkuasa dalam diri manusia adalah pemberontakan dan segala sifat berdosa. Maka, dengan begini kebenaran adalah barang asing yang menyakitkan bagi mereka yang menemukannya. Kebenaran itu selalu mengusik, mengganggu, menggelisahkan, dan mencuri kebahagiaan yang mau manusia bangun. Kebenaran itu sekarang menggelisahkan kehidupan manusia. (bersambung...)