Jumat, 14 Januari 2011

Manusia dungu dan Allah sejati

Manusia-manusia yg buruk itu memenuhi muka bumi. Mereka berceloteh, bertengkar, menghina, mengumpat, merendahkan, dan membenci makhluk yang lain. Kebencian menguasai mata mereka. Nafsu mereka tak terkendali, ingin selahap segala apa yang mereka ingin dan lihat. Mata mereka mencari korban untuk mereka tipu. Kebaikan hanya kefasikan naif yang bermotivasi busuk belaka. Setiap tawa adalah tawa yang hampa. Karena mereka pikir hidup mereka aman dan damai. Namun aman yang mereka miliki hanyalah angin bertiup yang membawa mereka ke kebinasaan. Kebinasaan menunggu manusia dungu dengan sabar dan tenang. Karena mengetahui, langkah mereka tak kan beralih ke arah yang benar. Harapan mereka muluk. Sirna bersama tawa bodoh yang mereka dengungkan setiap waktu. Mereka berharap sorga mendatangi mereka bersama semua perawan angkasa. Namun tak tahu apakah mereka bukanlah setan dari negeri bayangan api. Neraka menghasilkan perawan-perawan cantik yang berbisa. Ingin mencium dan tak melepaskan jiwa manusia dungu. Makhluk bumi tak cukup pandai mencium bau neraka. Padahal bau itu begitu menusuk di balik raut wajah yang elok. "Tipuan di atas semua tipuan. Cerdiknya dirimu memeluk manusia. Kiranya kau tak melepaskan mereka dalam bius bodohmu. Agar mereka tak menemukan jalan damai yang mereka kira telah mereka capai."
kebodohan tersembunyi di balik gaun raja. Kedunguan tersimpan di hati manusia bejat. Kecongkakan bersemayam bersama pemberontakan terhadap Tuhan. "Tuhan segala tuhan, mengapa Engkau belum juga murka, untuk membinasakan segala yang bergerak di atas bumi. Agar kecongkakan napas mereka dihentikan tanpa ampun! Namun Kau bukan aku. Engkau terlalu penuh-penuh kasih. KasihMu menopang bumi, dan memberi tumbuhan-tumbuhan boleh berbuah. Kau menghujani bumi dengan rahmat yang tak kumengerti. O...Tuhan. Tidakkah Kau dengar teriakan roh orang-orang suci yang menghendaki penghakimanMu?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar