Jumat, 10 Desember 2010

Neraka Terpaksa Ditutup; Dongeng Nenek Tua

Allah Kristen adalah Allah yang kasih adanya. Allah yang menebus dosa umat manusia. Allah yang sejak kekekalan memilih umat tebusanNya. Allah Kristen telah menjelma menjadi manusia, rela dipaku di atas kayu salib demi menebus setiap kesalahan umatNya. Allah yang terlalu baik hati ini, dicela oleh mereka yang mengatakan bahwa NERAKA TERPAKSA DITUTUP!
Drama yang menyayat hati telah dipentaskan oleh Pencipta yang intelektual. Dihina oleh seorang pemikir bebas yang sedari dulunya menganggap Allah adalah KASIH.
Konsep yang benar dalam kalimat yang benar, menjadi pengertian yang salah dalam angan-angan seorang pemimpi.
Allah adalah Kasih. Dan Allah yang demikian menuntut manusia untuk saling mengasihi. Bahkan di titik puncak, Allah Kristen menuntut untuk mendoakan mereka yang menjadi musuh umat manusia. Hal ini tak terbayangkan mustahilnya. Bagaimana seorang Kristen harus mendoakan orang-orang yang paling jahat, orang-orang yang paling merugikan mereka. Orang-orang yang bahkan Kristus sendiri mungkin tidak mendoakan mereka. Karena Kristus pernah berkata, "Aku tidak berdoa bagi dunia, tapi bagi mereka yang ENGKAU pilih." Namun, sungguh membingungkan dan mengesalkan hati, karena disaat yang lain ketika Kristus tergantung di kayu salib Ia berkata, "Bapa! ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Kristus tidak berdoa bagi manusia yang bukan milikNya, namun Ia berdoa bagi orang berdosa! Sungguh mengherankan! Kalimat 'ampunilah mereka' adalah kalimat yang ditujukan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyaliban Kristus. Lalu bila Kristus, Sang Anak yang dikasihi itu telah berdoa. Siapakah yang berani menolak. Bersediakah Bapa menolak permintaan Kristus yang penuh Kasih itu? Permintaan yang dikumandangkan ditengah penderitaan yang taktertahankan. Perderitaan yang dasyat dimana penderitaan neraka sendiri telah mengangakan mulutnya untuk menyantap Sang Penebus ini.
Kristus tidak pernah berkunjung ke neraka. Kristus tidak pernah bertamasya di neraka. Namun Ia sudah pernah merasakan siksaan dan penderitaan neraka! Bagaimana bisa? Bisa!
Dimanakah neraka Kristus? Bagaimanakah "panasnya" neraka Kristus? Neraka yang Tuhan kita kunjungi adalah neraka perpisahan relasi! Sungguh kedengaran sepele. Namun tidaklah demikian.
Neraka perpisahan relasi Kristus, bukanlah perpisahanNya dengan manusia, bukanlah perpisahanNya dengan bala tentara sorga. Namun adalah perpisahanNya dengan Sang Bapa! Bapa, oknum Tritunggal yang selalu bersamaNya, telah memalingkan muka terhadap penderitaan AnakNya. Bapa yang tidak berkenan ditemui oleh AnakNya yang sangat membutuhkan dan merindukanNya. Allah adalah Kasih. Berarti Kristus adalah Kasih. Jika Kristus adalah Kasih, maka Kasih akan hancur ketika Kasih itu diperhadapkan dengan kekecewaan. Sungguh pahit bila kita mencintai seorang kekasih dengan sungguh-sungguh, kemudian dengan tanpa alasan ia meninggalkan kita.
Saya percaya penderitaan Kristus menjadi siksaan bagi diriNya bukan hanya dalam pengertian fisik. Namun dalam pengertian perpisahan relasiNya dengan Sang Bapa. Ini bukanlah perpisahan biasa. Ini perpisahan yang disebabkan MURKA YANG MENYALA! Seperti ketika seorang anak yang begitu disayang ayahnya, tiba-tiba dimarahi habis-habisan dan diusir dari rumah selama-lamanya, hanya karena kesalahan adiknya yang ternyata belum mandi sampai malam. Sang adik sendiri telah diperintahkan ayah untuk mandi. Namun ia tidak mandi sampai malam. Kemudian ayah marah luar biasa. Yang dimarahi bukan adik. Tetapi kakak, yang tidak tahu-menau tentang kesalahan adiknya. Bukankah ini seperti tidak adil? Bukankah menyakitkan bila saudara yang menjadi seorang kakak ketika itu? Bukankah kita semua akan protes? Inilah gambaran siksaan relasi Kristus dengan BapaNya.
Kristus menderita di semua aspek. Dan di setiap aspeknya memiliki tendensi yang begitu mendalam.
Ia menderita.... penuh dengan penderitaan. Dan dibawa oleh penderitaan menuju pintu kematian. Kematian menelan Dia. Dan memuaskan nafsu bengisnya dengan tanpa ampun. Kuasa neraka bersorak-sorak dalam kematian Kristus. Kemenangan yang hanya sesaat namun telah berefek fatal pada diri Kristus.
Kristus telah memilih untuk menderita sampai mati. Hanya untuk membebaskan umat tebusanNya dari api neraka. Lalu manusia berpikir bahwa neraka akan ditutup karena Allah Kasih adanya. Sungguh menyedihkan kematian Kristus. Karena toh, semua orang akan memperoleh tiket ke Sorga! Yang tidak mau ke sorga pun, dipaksa oleh Kristus untuk membawa tiket masuk. Lalu Kristus menjadi sedih ketika mereka menolak dan membuang tiket yang diberikan.. Sungguh kasihan allah yang seperti ini!
Kristus tidaklah lembek! Kristus tidaklah empuk! Kristus menyelamatkan siapa yang telah Allah Bapa pilih. Dan Kristus mengunci pintu neraka, setelah para pemberontak berbaris memasuki gernbang neraka bersama para penghulu kegelapan!
Masakan neraka harus ditutup dengan tidak berpenghuni? Masakan neraka bangkrut, karena sahamnya ambruk? Neraka tidak pernah rugi. Omzet neraka selalu naik. Karena manusia senang berdosa dan senang menolak Kristus.
Maka neraka memang akan ditutup! Namun bukan tanpa penghuni, tetapi ditutup dengan suara teriakan dan lengkingan dari para pemberontak yang meraung dengan histeris. Inilah akhir dari neraka.
Neraka yang berakhir terkunci. Tanpa ada jalan keluar.
Maka nenek tua yang bermimpi bahwa neraka akan ditiadakan harus kecewa. Karena ia terlalu tua untuk bermimpi!

1 komentar:

  1. SETUJU...!!!!!!!!!!
    Betul...betul....betul...
    Surga hanya untuk umat pilihan.
    OK..Yes

    BalasHapus