Sabtu, 04 Desember 2010

ALLAH, Api yang menghanguskan


“Allah adalah Kasih. Ia mengasihi setiap manusia. Ia menebus umat manusia.” Bukankah kita akrab dengan slogan seperti ini. “Allah adalah kasih!” Memang seperti itulah Allah yg sejati. “Ia mengasihi setiap manusia.” Memang Ia Allah yg penuh kasih. “Ia menebus umat manusia!” Memang yg Ia kerjakan adalah pekerjaan penebusan. Namun semua argument dan pengertian diatas lemah dan salah dalam banyak sisi. Sebegitu lemahnya, sampai-sampai bukanlah suatu penngertian yg Alkitab ajarkan.

Bapa adalah Allah yg “galak” dan terkadang “kejam”, sedangkan Allah Anak (Kristus) adalah Allah yang “jinak” yg tidak mengenal marah, panjang sabar, berlimpah kasih, sampai dihina-hinapun tidak marah. Diludahipun menerima. Bahkan dibunuhpun, tidak menolak. Seperti inikah Allah yg sejati? Siapakah Bapa sebenarnya? Siapakah Anak (Kristus) sebenarnya?

Kita selalu beda dalam memandang Bapa dan Anak. Kita menganggap Bapa adalah Allah yg tak terhampiri. Karena Ia adalah Allah yang pemarah. Dan kita begitu mencintai Kristus, karena Ia adalah Allah yang mengasihi kita. Sebenarnya, Bapa dan anak tidaklah berbeda sifat! Celakalah kita yang menganggap mengerti siapa Allah, namun mempunyai konsep yang kacau tentang Pribadi dan sifat-sifatNya!

Jikalau Bapa pernah dan sering menghabisi umat manusia, sehingga kita menganggap Allah yang seperti ini adalah Allah yang ganas. Demikian juga sebenarnya Kristus! Kristus pernah bertindak lebih kejam daripada manusia dalam membunuh. Ia bukanlah Allah yang sering tersenyum, melamun, dan banyak teman, seperti gambar-gambar komik yang kurang ajar! Ia adalah API YANG MENGHANGUSKAN! Sekali Ia turun dari sorga, Ia membawa kuasa yang dasyat. Kuasa yang mampu membunuh ratusan ribu manusia yang sepertinya tak bersalah. Adakah saudara pernah mendengar kisah tersebut? Kisah itu adalah ketika raja Yehuda (Hizkia) berdoa meminta umatnya diselamatkan dari serbuan raja Asyur dan bala tentaranya. Disana Allah mendengar doa Hizkia, dan mengirim Malaikat Tuhan untuk menghabisi seratus delapan puluh lima ribu tentara besar Asyur. Siapakah Malaikat Tuhan ini? Dialah Kristus yang tersalib dalam zaman Pontius Pilatus. Dialah manusia yang dianggap fana, hina dan terkutuk oleh dunia. Dialah Allah, yang kepadaNya saudara biasa berdoa! Dialah Allah yang membuat hatimu terharu karena belaskasihNya. Dialah Allah yang menebus dosa umat manusia.

Allah yang sejati bukanlah Allah yang “jinak”! Allah yang sejati adalah Allah yan memberi nafas kepada manusia, juga adalah Allah yang berhak mengambil nafas manusia dalam sekejap. Allah yang sejati adalah Allah yang berani mengambil rupa daging (menjelma menjadi manusia) namun berkuasa menghentikan hidup manusia. Ia tidak menolak untuk menjadi manusia. Karena kuasaNya tak akan terhisap oleh kefanaan daging. Dalam rupa manusia, Ia tetap Allah yang mampu membangkitkan orang mati. Dalam rupa manusia Ia adalah Allah yang mampu membunuh pohon ara yang tidak berbuah.

Kristus adalah Hidup! Dan berkuasa menghidupkan. Jikalau Ia berkuasa menghidupkan, berarti Ia adalah pemilik dan pencipta hidup. Celakanya, pemilik hidup juga berkuasa mematikan hidup!

Merugikan umat manusia, tidak pernah menyedihkan hati manusia, tidak pernah melukai hati manusia. Ia adalah Allah yang berkuasa mematikan hidup saudara. Jikalau ratusan ribu manusia bisa Ia bunuh dalam satu malam saja, terlebih lagi membunuh satu manusia dalam sejarah. Begitu mudahnya.

Hidupmu adalah milik Tuhan. Tuhan mengasihi siapa yang Ia kasihi. Hiduplah dalam takut akan Tuhan. Jangan hujatmu sampai kedengaran ke telingaNya. Karena walaupun Ia penuh kasih, Ia bisa menghukum dan memukul manusia.

Anehnya, ribuan tentara Ia bunuh. Namun raja Asyurnya sendiri tidaklah secara langsung dibunuh olehNya. Raja Asyur dimatikan oleh perantaraan anaknya sendiri, yaitu kedua anaknya yang bersekongkol untuk membunuh ayahnya. Agar salah seorang saudara mereka boleh menggantikan kedudukan raja.

Seolah-olah Kristus sendiri jijik untuk mengotori tanganNya dengan darah orang sebejat Raja Asyur. Raja Asyur berkali-kali menghina Allah Israel. Dan Allah ingin membunuh dia dari dalam. Tidak perlu tanganNya sendiri yang membunuh. Sanherib (raja Asyur) mati dibunuh oleh orang dalam, yaitu oleh orang-orang terdekatnya. Hal ini terjadi, untuk mengisahkan betapa kematiannya ironis, tragis, dan memalukan! Nietzche pun mati demikian. Filsuf penghujat Tuhan itu mati dibunuh oleh penyakit kelaminnya, akibat ia setiap malam main sex dengan pelacur. Dan ia mati bukan hanya kena sakit kelamin. Namun mati gila! Gila otak dan gila mental!

Maukah saudara hidup diluar Tuhan? Maukah saudara hidup menghujat Tuhan?

Kenallah Tuhan secara benar. Ia adalah KASIH. Namun jangan lupa! Ia pun adalah API YANG MENGHANGUSKAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar