Sabtu, 18 Desember 2010

Tuhan Mencipta Dosa?

Semakin seorang mengenal Sang Pencipta, bukankah seharusnya orang tersebut semakin mencintai Tuhan. Semakin seorang mencintai Tuhan,, bukankah orang itu akan semakin hormat dan menghargai Tuhan? Semakin hormat seorang pada Tuhan, bukankah itu membuat orang tersebut akan semakin takut kepadaNya?
Yang mengaku diri mencintai Tuhan, mengenal Tuhan, menghargai Tuhan, bagaimana bisa mempradugai Tuhan? Adakah keburukan dalam diri Tuhan Allah? Adakah niat jahat dalam diri Allah? Adakah Allah bertindak kurang pantas kepada ciptaanNya? Bilapun manusia menjawab, bahwa Allah telah bertindak kurang pantas terhadap manusia. Apakah hak manusia berkata demikian? Bila manusia terlalu berani menghina Allah, mempradugai Allah, mengkritik Allah, menyalahkan Allah, siapakah yang rugi? Adakah Allah rugi karena Ia disalah mengerti?
Manusia dicipta dengan rasio yang tinggi. Namun rasio tersebut belum tentu melayani Tuhan. Rasio bisa melayani diri sendiri, melayani setan, dan melayani segala hal yang menjadi saingan dari Tuhan Allah. Rasio sudah gelap adanya. Mengapa manusia masih percaya bahwa rasio independent adanya? Yang berkata bahwa manusia masih memiliki rasio yang murni dan bersih tidak layak disebut Kristen Reformed! Reformed selalu mau kembali kepada Firman Tuhan. Dunia boleh berkata apa.. Rasio boleh membuktikan apa... Namun di luar Firman Tuhan, segalanya gelap adanya!
Jikalau semua orang Kristen setuju bahwa kita semua membutuhkan Kristus sebagai Juruslamat. Maka sejauh mana kita membutuhkan Dia? Jikalau Ia adalah penebus dosa manusia, maka sejauh mana efek penebusan yang Ia telah lakukan? Dosa bukanlah pasif. Dosa bukanlah tanpa kuasa. Dosa bukanlah ranting yang tak bercabang. Dosa bukanlah akar yang mati! Dosa selalu merambah mencari daerah kekuasaan yang baru. Dosa begitu liar, begitu aktif, begitu menjalar. Dosa begitu sengit ingin mencengkram setiap jiwa manusia. Dan setelah dosa mendapatkan satu jiwa, ia akan merambah dan meresapi semua aspek dalam diri manusia. Semua aspek tanpa terkecuali. Dengan suatu daya resap yang luar biasa hebatnya. dengan daya tipuan yang begitu halus, lembut, namun menikam tanpa bisa dilepaskan dengan mudah.
Begitu dasyatnya kuasa yang dimiliki oleh dosa. Sampai banyak orang menganggapnya memiliki suatu pribadi yang hidup! Dosa yang mengerikan itu, telah dikatakan berpribadi, dimana keberadaannya adalah untuk menjadi tandingan dari keberadaan kebenaran yang sejati.  Dosa memang berkuasa, namun bukanlah berarti dosa memang berpribadi. Dosa tidaklah berpribadi. Dosa adalah suatu keadaan tanpa keadaan. Suatu eksistansi tanpa eksistansi. Dosa tidak pernah berdiri sendiri. Dosa tidak pernah perlu dicipta, sehingga ia bisa hidup mandiri, dan berkuasa dengan suatu kehendak dari suatu oknum. Dosa adalah dosa. Ia menjadi dosa ketika ia terhilang dari suatu keberadaan yang asali. Keberadaan itu yang dinamakan KEBENARAN, KEKUDUSAN, KEMURNIAN, KESEMPURNAAN. Dosa adalah hilangnya segala sesuatu di atas. Dosa adalah hilangnya kemurnian, kekudusan, kebenaran, kesucian. Maka dosa adalah keberadaan tanpa keberadaan. Inilah sifat paradox dosa. Ia ada, namun tidak ada. Apanya yang tidak ada? Segala hal yang ada dalam diri Allah, itulah yang tidak ada! Bayangkanlah akan adanya seorang manusia yang memiliki seluruh sifat Illahi. Ia betul-betul mirip Allah. Namun Ia adalah manusia. Namun bagaimana mungkin, bila pada nyatanya seluruh kebenaran, kuasa, kasih, kesucian, keadilan, kemuliaan ada pada diri nya dalam suatu derajat yang sempurna? Siapakah orang tersebut? Ia adalah satu-satunya Allah sejati yang menjelma menjadi manusia Yesus Kristus. Siapakah yang berani mengatakannya berdosa? Siapakah yang bisa dan mampu menemukan kesalahannya? Bila seorang ingin menyatakan Kristus berdosa, orang tersebut tidak perlu menjadi Kristen. Silahkan beriman pada Allah yang lain! Barangkali allah yang lain bisa menolongmu.
Namun sangat disayangkan... Allah hanya satu! Dan Allah yang hanya satu itu, hanya berkenan ditemui, dihampiri, dan ditemukan melalui pribadi Yesus Kristus! Sehingga, engkau yang menolak Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, akan lebih baik bagimu bila engkau menolak semua tuhan. Maka jadilah dirimu orang yang tak bertuhan. Dan orang yang takbertuhan, tak pernah perlu berbuat apapun yang baik. Segala yang jahat, yang buruk, yang kejam boleh engkau lakukan. Namun ingat, segala hal yang jahat itu, bukan hanya berakhir pada diri orang lain. Namun harus berakhir pada dirimu sendiri dengan suatu cara. Yaitu hanya satu, dengan membunuh diri.
Mengapakah kalimat ini terasa kasar? Karena memang begitu adanya. Manusia yang hidup tanpa Allah, mereka akan membenci semua makhluk. Mereka ingin membunuh semua manunsia. KJarena mereka benci terhadap semua orang. Namun setelah membunuh banyak orang. orang tersebut akan mulai bosan. Dan merasa takbermakna sedalam dalamnya. Sampai suatu titik ia tidak bisa tahan, lalu memilih membunuh diri sendiri.
Inilah manusia yang membenci Tuhan. Inilah manusia yang selalu ingin mempersalahkan Tuhan. Inilah manusia yang selalu ingin mempradugai Tuhan Allah.
Allah menciptakan segala makhluk baik adanya. Ia tidaklah mencipta sembarangan dengan maksud jahat. Ia tidak mencipta manusia, lalu memberi chip di kepala mereka agar suatu saat nanti boleh berdosa. Ia tidak menghendaki dosa. Ia bukan pencipta dosa! Ia mencipta dengan segala maksud yang sempurna. Maksud yang sempurna itulah yang membutNya mencipta manusia dengan segala kebaikan.
Manusia dicipta baik adanya. Namun baik berbeda dengan sempurna! Baik itu belum sempurna. Dan baik itu harus dijadikan sempurna. Agar yang baik boleh sempurna maka harus disempurnakan oleh pribadi yang sempurna saja. Yang sempurna hanya satu, yaitu Allah. Dengan demikian manusia dicipta dengan suatu status yang harus bergantung MUTLAK kepada Allah yang sempurna itu. Ketika ciptaan yang baik tidak mau bergantung pada Allah yang sempurna, siapakah yang bersalah? Allah kah? Sungguh kurang ajar manusia yang berkata demikian. Yang memilih semau maunya siapa? Tentu manusia yang kurang ajar. Mereka tidak mau cinta Tuhan. Mereka tidak mau bergantung pada Nya. Sekarang setelah semua rusak, semua kacau, semua berbau dosa, manusia mencari kambing hitam, dan menemukan hanya Allah yang bisa dipersalahkan? Sungguh naif dan bodohnya sikap seperti itu.
Allah terlalu sabar. Allah Kristen memmang panjang sabar. Ia tidak segera menghabisi manusia yang berani bersikap seperti itu. Puji Tuhan. Jikalau Allah kita adalah Allah yang kurang sabar, barangkalai sudah ribuan tahun yang lalu bumi ini gosong. Sudah dari dulu semua manusia akan binasa kekal. Maka janganlah semaunya menghina Tuhan. Jangan seenaknya mempersalahkan Tuhan.
Mengatakan Tuhan adalah pencipta Dosa, adalah suatu sikap hati yang penuh tuduhan terhadap Allah. Seolah-olah Allah itu jahat. Ia tidak puas ciptaanNya hidup damai sejahtera. Ia baru puas setelah ciptaanNya rusak, menangis, terjatuh-jatuh, kemudian mati binasa. Sunggguh tidak demikian. Allah itu kasih. Ia mengasihi ciptaaanNya. Bahkan disaat manusia telah memilih jalan hidup yang salah, Ia mengampuni dan menghendaki mereka berbalik dari kejahatan. Ia menghendaki damai sejahtera berada ditengah-tengah ciptaanNya, terkhusus kaum pilihan. Ia mengirim Damai itu turun dari Sorga. Untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Inilah natal yang sejati. Damai itu turun dari Sorga. Dan Damai itu adalah Raja Salem. Raja satu-satunya yang bisa dan boleh memperdamaikan orang berdosa dengan Allah yang sejati. Hanya Kristus yang sanggup memperdamaikan. Ia adalah Allah yang menggunakan tubuh manusia, untuk boleh dibunuh, demi menghapus dosa manusia. Dosa itu terhapus. Kuasa dosa itu dikalahkan. Maut itu ditelan oleh kuasa yang lebih besar. Semuanya boleh terjadi dengan kuasa Kristus yang bangkit dari kematian, membuktikan dosa, maut, dan kuasa neraka tak mampu mengalahkanNya. Soli Deo Gloria.

1 komentar:

  1. I am proud of my husband ..
    hopefully the wisdom that God gave to my husband may be a blessing to every believer.
    glory to God. Amen

    BalasHapus