Selasa, 02 September 2014

How Education Change People?

How Education Change People?
Seorang guru adalah seorang pemimpin yang akan mengalami perubahan di dalam hidupnya untuk kemudian memberikan perubahan kepada orang lain. Seorang pemimpin akan memberikan perubahan. Namun ini tidak serta merta terjadi secara otomatis, karena manusia pada dasarnya sulit dan enggan untuk berubah.
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah.”[1] Kita mendidik dan atau memimpin seseorang bukan untuk menuju kepada tema kematian. Karena inti sari dari kehidupan manusia adalah manusia akan diubahkan. Maka tema “diubahkan” merupakan tema yang penting. Kita harus berubah semakin serupa dengan sesuatu dan sesuatu itu adalah Kristus. Pendidikan Kristen harus didasarkan pada suatu kenyataan bahwa kita sedang diubahkan untuk semakin serupa dengan Kristus.
Tetapi apakah manusia selalu siap dengan perubahan? Bila manusia hanya membawa perubahan demi keuntungan diri, itu bukanlah perubanan yang sejati. Seorang pemimpin Kristen haruslah rela membawa perubahan yang bukan bagi keuntungannya sendiri. Setiap murid dan pendengar yang kita pengaruhi haruslah memasuki proses untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Orang yang telah dibenarkan oleh Kristus harus mampu untuk juga membenarkan orang lain. Tidaklah cukup menjadi seorang yang benar sendirian. Orang yang benar itu harus memimpin orang lain untuk masuk dan hidup di dalam kebenaran yang membenarkan itu.
Demikian juga seorang yang mendidik dan memimpin, perlu membawa pendengarnya dipimpin di dalam trust and meaning, karena tanpa trust and meaning, seorang murid akan mudah menjadi goyah dari kebenaran apa yang telah ia terima. Disini seorang pendidik dituntut melakukan apa yang ia telah katakan, karena perkataan itu akan menuntut balik kelakuan apa yang dipancarkan oleh seorang pendidik. Maka kalau kita mengatakan sesuatu, kita harus sungguh-sungguh mengatakannya. Yang kita katakan harus kita jalankan. Kita juga harus memberikan suatu pengakuan atau confession di hadapan para murid. Dengan begini mereka akan belajar banyak hal di dalam konteks trust and meaning.



[1] 1 Kor 15:51.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar